Alat pertahanan diri (APD) dalam keadaan terpaksa dan darurat bisa jadi sebagai alat bantu mengatasi tindakan pelecehan seksual. Apalagi jika tak ada orang lain di sekitar yang dapat diminta pertolongan dengan segera.
Tentu APD Â itu bukanlah semacam sajam (senjata tajam), tapi bisa benda yang berukuran kecil seperti jarum pentul, peniti, bubuk merica/cabai. Pendeknya, bisa melumpuhkan pelaku secara kilat.
Hal itu bisa diimbangi dengan kemampuan dasar beladiri. Melatih keberanian dalam  menghadapi tindak kejahatan khususnya aksi pelecehan seksual.
Transportasi Publik Aman dan Nyaman
Menilik kasus pelecehan seksual yang terjadi di transportasi umum, yang sepertinya terulang demikian, justru menjadikan PR bagi penyedia bagi jasa layanan publik seperti ini. Bukan cuma pengguna jasa yang perlu mendapatkan perhatian.
Beberapa cara yang dapat dilakukan misalnya:
1. Memperbanyak frekwensi dan jumlah tranportasi publik
Hal ini untuk menghindari penumpukan jumlah penumpang pada jurusan-jurusan tertentu yang padat peminatnya. Sebab kasus pelecehan seksual peluangnya lebih besar terjadi justru ketika kondisi penumpang transprtasi umum sedang dalam kondisi padat.
2. Pemasangan CCTV
Keberadaan CCTV dewasa ini dibutuhkan sebagai alat bukti sebuah peristiwa. Juga menjadi sarana pengawasan terhadap segala tindakan yang dilakukan para pengguna transportasi itu sendiri.
Paling tidak, dengan CCTV, para pelaku kejahatan akan berpikir ulang dengan melakukan sebuah tindakan yang bertentangan dengan hukum dan kesusilaan. Aksinya bisa ketahuan. Apalagi model terkini CCTV kian canggih, bisa mendeteksi wajah walau tertutup masker sekalipun.