Beberapa hari lalu, teman-teman Kompasianer posting foto dan kabar tentang 14 tahun Kompasiana. Wah saya jadi ketinggalan berita, nih...
Maklumlah, saya terakhir posting tulisan berkenaan dengan momen Agustusan lalu. Setelah itu absen lama lagi. Padahal  kerinduan untuk bisa aktif kembali di multiblog Kompasiana ini, tetaplah ada. Biar tidak lupa caranya menulis yang baik, hehe...
Keasyikan membantu dan mencoba membuat buku terbitan karya sendiri, jadi keterusan haha.... Alasan paling logis untuk pertanyaan, "Kok sudah lama gak aktif lagi mengisi kanal Kompasiana?"
Padahal dulu ketika masih aktif, hampir tiap hari bisa mengisi, menerbitkan sebuah tulisan.  Bahkan di awal kemunculan, saking semangat '45, terkadang bisa lebih dari satu karya dalam sehari yang sanggup  ditayangkan.
Daur Ulang Naskah
Ya, saya termasuk penulis yang tak biasa mendaur ulang karya sendiri. Artinya, tulisan yang pernah saya tayangkan, sedapat mungkin untuk tidak diangkat kembali. Menjadi tulisan baru untuk tema yang baru.Â
Padahal sebenarnya sah-sah saja itu dilakukan. Tapi sebagai penulis sendiri, bosan jika harus melakukannya. Lebih baik menulis yang baru sama sekali saja. Lebih fresh dan update...
Kalaupun terpaksa daur ulang karya, itupun hanya mengambil data waktu sebagai pembandingnya. Data terpenting sebagai penguat cerita dalam kronologi.
Harapan dan Kenyataan
Kanal Kompasiana berumur 14 tahun. Tapi usia penulisan saya masih setengahnya. Jika hal itu dihitung sejak mula posting sebuah tulisan (Desember 2015).
Ada banyak suka duka menulis di kanal ini. Â Kisah manis, kisah pahit, dan kisah beraneka rasa lainnya.
Cerita tidak mengenakkan dulu. Pertama, pernah mendapat "surat cinta" karena kekurangtelitian menuliskan keterangan foto yang bukan milik  sendiri. Jadi foto ilustrasinya hilang.  Ya, tak apa sih sebenarnya, tapi kurang manis di tampilan :p
Kedua, pernah juga ada tulisan yang di-drop alias diturunkan, karena dianggap melakukan plagiasi. Lagi-lagi karena tidak mencantumkan sumber pada tulisan tersebut.
Sedikit pledoi, sebenarnya untuk kasus ini, ada lho penulis yang lain yang kasusnya lebih parah. Tapi ya lolos begitu saja... Entahlah jangan tanya kenapa bisa begitu...
Ambil sisi positifnya saja, Admin ingin menjaga nama baik sang penulis, sehingga dibantu dengan men-delete tulisan tadi. Eeeaaaa...Â
Ketiga, tidak enaknya lagi yang lain, ini sama juga dengan yang dialami teman-teman sebelumnya. Tulisan yang sudah susah-susah dibuat, eh... dibajak oleh situs bandel. Artinya, tulisan yang eksklusif dibuat di kanal Kompasiana dijiplak mentah-mentah oleh situs lain.
Sudah begitu, waktu delay tak beda jauh jaraknya. Entah mereka ini pakai aplikasi apa sehingga sulit untuk memberantasnya.  Sudah, karena tak bisa berbuat apa-apa. Kecuali tiarap sejenak dari aktivitas menulis (baca di sini).
Keempat, barangkali ini yang juga menjengkelkan. Terkena prank, di-PHP oleh yang namanya K-Reward. Sudah melampaui jauh batas minimum perolehan UPV, tapi masih saja kena zonk. Parah, kan....?! Dahlah... (baca di sini) yang beginian bikin orang malas, gak mood lagi  menulis di tempat yang sama :(
Sisi Positif dan Kesan Manis
Biar imbang informasinya, sisi positif dan kisah manis dari aktivitas menulis di kanal Kompasiana ada juga kok.
Pertama, mulai dari membangun kepercayaan diri. Ini tidak mudah. Apalagi jika merasa newbie, pendatang baru. Lawannya para senior yang jumlah tulisannya sudah puluhan, ratusan, hingga ribuan jumlahnya. Pertemuan lewat jalur pertemanan, sekadar komentar, bisa menumbuhkan memotivasi penulis untuk bisa menyandingkan karya tulisnya tadi.
Kedua, dengan mendapatkan teman baru, bisa membantu  memotivasi seseorang. Cukup menyenangkan, apalagi jika bisa dilanjutkan bertemu di dunia nyata. Alangkah bahagianya. Artinya, kanal Kompasiana ini juga bisa manjadi ajang untuk mempertemukan para penulis di dunia maya menjadi riil (jumpa darat).
Ketiga, aktivitas sesama Kompasianer juga bisa saling support. Mengisi kesan dan pesan, dan menjadikannya ke dalam sebuah buku kompilasi yang dicetak dan diterbitkan. Ini bisa menjadi kenangan dan kebanggaan bersama.
Tambah Ilmu
Menulis adalah proses belajar yang tiada henti. Maka, ketika menulis (menuangkan gagasan) melalui Kompasiana, tanpa sadar, satu persatu step bisa dilalui. Ah, senang rasanya ketika sudah bisa  menaklukkannya. Mulai dari tulisan biasa, dinaikkan statusnya menjadi "Pilihan" dan berlanjut ke "Artikel Utama" (Headline).
Atau sebut saja yang lain, ketika karya sendiri bisa masuk ke dalam bagian tulisan "Terpopuler", "Nilai Tertinggi", "Headline (Artikel Utama)";Â hingga "Rekomendasi"Â atau Featured Article. Ini semua membuktikan kalau siapa saja sebenarnya bisa menembus ruang eksklusif itu (baca di sini). Tapi, ya, syaratnya wajib bisa bersaing dengan ratusan (atau ribuan?) orang lainnya di waktu dan tema yang bersamaan.
Dan, kini sebagai kabar baik terbaru, tentu saja, harapan baru adalah bisa menembus kurasi, agar bisa masuk kanal utama "Kompas.com". Ya, siapa yang tak ingin :)
Semoga saja, ya, bisa menembusnya suatu saat nanti. Kabar baik dari program baru dalam rangka menyambut HUT Kompasiana juga tentunya.
Penutup
Mau berlanjut atau berhenti menulis di Kompasiana ini tentu akan berpulang kepada pribadi penulis masing-masing. Dengan beragam kisah manis pahitnya, tentu itu menjadi bahan pertimbangan kemudian.Â
Tapi terlepas dari itu semua, Kompasiana sudah menjadi bagian dari cerita hidup, yang tak bisa hilang begitu saja. Selamat ulang tahun ke-14 Kompasiana.... Makin bermutu dan bisa memenuhi harapan-harapan yang membangkitkan semangat.
Sekalian nitip pesan lewat event KJOG ini. Perhatikanlah suara-suara penggemar setia. Persaingan multiblog juga makin banyak. Maka, tetaplah menjadi kanal terpercaya....
Surabaya, 28 Oktober 2022
Hendra Setiawan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H