Mohon tunggu...
hendra setiawan
hendra setiawan Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar Kehidupan. Penyuka Keindahan (Alam dan Ciptaan).

Merekam keindahan untuk kenangan. Menuliskan harapan buat warisan. Membingkai peristiwa untuk menemukan makna. VERBA VOLANT, SCRIPTA MANENT.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Surabaya Vaganza 2022, Obat Rindu Kala Pandemi Mereda

30 Mei 2022   19:00 Diperbarui: 31 Mei 2022   18:51 1464
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mobil hias peraih golden ticket jadi ajang foto (foto: dok. pribadi)

Mei, menjadi bulan yang istimewa bagi warga kota Surabaya. Ya, di penghujung bulan ini, tepatnya tanggal 31 Mei 1293, telah ditetapkan sebagai tonggak bersejarah peringatan hari jadinya.

Penetapan itu diputuskan dalam Surat Keputusan Walikotamadya Nomor 64/WK/75/18 Maret 1975. Hal ini menggantikan tanggal 1 April 1906, yang oleh pemerintah kolonial Belanda disahkan sebagai "Zelfstaandige Stadsgemeente" atau Kotapraja dengan hak otonom. 

Tanggal penetapan Gemeente Surabaya bersama kota-kota lainnya di Indonesia ini dirasa belum pas benar. Maka setelah melalui kajian dan berdasarkan masukan "Tim Sejarah", akhirnya diputuskan memilih alternatif tanggal paling tua. Di samping nilai heroik yang ada, yakni peristiwa kemenangan pasukan Majapahit yang dipimpin Raden Wijaya terhadap serangan pasukan Tartar (Mongol) yang dipimpin Kubilai Khan.

Pada masa itu, wilayah Surabaya merupakan gerbang utama untuk memasuki ibu kota Kerajaan Majapahit dari arah lautan. Lokasinya berada di muara Kali Mas atau pelabuhan utama Ujung Galuh.

Tampilan cosplayer (foto: dok. pribadi)
Tampilan cosplayer (foto: dok. pribadi)

Pawai Bunga dan Parade Budaya

Memasuki usia ke-729 di tahun 2022 ini, ada banyak agenda kegiatan yang digelar oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya. Mulai dari gelaran olahraga yang berskala lokal hingga nasional. Ada pesta diskon belanja selama satu bulan penuh di 39 mal. Juga ada bakti sosial hingga pergelaran budaya.

Namun di antara sekian banyak kegiatan tersebut, acara bertajuk "Festival Rujak Uleg" serta "Surabaya Vaganza" menjadi favorit. Nama yang disebut terakhir, baru digunakan tahun 2018 menggantikan sebelumnya "Pawai Bunga dan Parade Budaya".

Tema besarnya masih tidak jauh berbeda dari penyelenggaraan tahun-tahun sebelumnya. Soal keberagaman dan kemejemukan yang ada di kota Surabaya. "Harmoni dalam Keberagaman; Merangkai Kemajemukan, Mewarnai Surabaya."

Berhubung masih dalam masa masa pandemi, acara ini masih tetap mempergunakan protokol kesehatan. Terutama penggunaan masker bagi pengunjung.

Ya, walaupun ada juga warga yang melepasnya (tidak memakai). Atau hanya sebagai asesoris (dipasang namun wajah terbuka). Namun rerata masih dalam keadaan yang baik. Pelonggaran pengenaan masker tidak serta merta menjadi lepas kendali.

Tapi soal "jaga jarak", jangan ditanya, tahu sendirilah... Even besar dengan jumlah massa yang bisa ratusan-ribuan jumlahnya, kurang memungkinkan untuk bisa mengendalikan. Jadi, ya pandai-pandai saja menempatkan diri sendiri.

Maklum saja, setelah dua tahun vakum tanpa kegiatan, tetiba disuguhi acara besar. Jadinya seperti orang melepas rindu. Kangen setengah mati. Ingin segera bertemu. Ceiee...

Mewadahi kreativitas lewat peragaan adikarya busana (foto: dok. pribadi)
Mewadahi kreativitas lewat peragaan adikarya busana (foto: dok. pribadi)

Pesta Rakyat untuk Kebangkitan Ekonomi

Peserta Surabaya Vaganza kali ini ini secara kuantitas memang tidak sebanyak sebelumnya. Demikian juga dengan rute dan waktu tempuhnya.

Jika dahulu rute rutin dari Tugu Pahlawan hingga Taman Bungkul sekitar 5,5 km. Bisa memakan waktu sekitar 3 jam lebih. Sekarang hanya dari Siola (Museum Surabaya) hingga Alun-Alun Surabaya (Balai Pemuda). Jarak tempuh sekitar 1,5 km.

Durasi waktu totalnya kalau sebelumnya bisa sampai memakan waktu 3 jam lamanya. Sekarang tak sampai setengahnya.

Salah satu aksi dan atraksi peserta Surabaya Vaganza 2022 (foto: dok. pribadi)
Salah satu aksi dan atraksi peserta Surabaya Vaganza 2022 (foto: dok. pribadi)

Pada sesi pertama, yang digelar adalah "Pawai Bunga" pada sore hari. Di sini mobil hiasnya wajib dipenuhi dengan bunga asli. Bukan bunga hias yang berasal dari plastik atau kertas. Ketinggian mobilnya maksimal 4 meter.

Dari sejumlah peserta (16 yang lolos kurasi), dipilih 5 terbaik yang mendapatkan "Golden Ticket". Mobil ini akan kembali ke lokasi acara sesi kedua. Di-stand by-kan buat pengunjung yang nantinya ingin berfoto-ria.

Meskipun demikian, yang tampil tidak hanya mobil hias semata. Ada sebagian peserta yang turut menampilkan defile dan atraksi; seperti drumband atau rombongan penari remo.

Fashion on the street (foto: dok. pribadi)
Fashion on the street (foto: dok. pribadi)

Usai acara ini, pusat kegiatan beralih ke jalan legendaris di Tunjungan. Di jalan sepanjang 750 meter ini, acara "Parade Budaya" dimulai pada malam harinya. Setidaknya ada 10 komunitas budaya yang mengikutinya. Misalnya dari Indonesia Timur dan reyog serta barongsai. Juga peragaan karya busana dengan nuansa etnik kontemporer oleh siswa/i SMP.

Menurut Walikota Surabaya Eri Cahyadi, digelarnya kegiatan ini sebagai upaya untuk mewujudkan kebangkitan Kota Surabaya menuju kerakyatan ekonomi. Bergeliat, tidak lagi vakum akibat adanya pandemi Covid-19.

Meskipun acara malam hari ini durasinya hanya sekitar 1 jam, namun antusias warga yang datang tetap tinggi. Selain ada yang mengabadikan gambar, ada pula yang menikmati kuliner. Serta menyaksikan hiburan yang digelar oleh salah satu grup reyog di panggung depan Museum Surabaya. Baik secara langsung maupun lewat big screen yang disediakan.

Rindu menyaksikan hiburan secara langsung (foto: dok. pribadi)
Rindu menyaksikan hiburan secara langsung (foto: dok. pribadi)

Ah, kalau menyaksikan kembali momen seperti ini, rasanya seperti suasana sudah 'normal' saja. Suasana ketika belum ada dampak pandemi. Hanya bedanya, sekarang mayoritas pengunjung memgenakan masker sebagai penutup wajah.

Oh, ya, bunga-bunga nan cantik yang dipakai mempercantik mobil hias, boleh diminta/diambil pengunjung usai acara. Tapi, biasalah... ada yang tak sabaran. Petugasnya kalah dengan pengunjungnya.

Mobil hias peraih golden ticket jadi ajang foto (foto: dok. pribadi)
Mobil hias peraih golden ticket jadi ajang foto (foto: dok. pribadi)

Selamat merayakan HUT ke-729 Kota Surabaya...

30 Mei 2021

Hendra Setiawan

*) Terkait (Artikel Utama): Jelajah Jalanan Kota Surabaya di Masa Arus Balik Lebaran

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun