Mohon tunggu...
hendra setiawan
hendra setiawan Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar Kehidupan. Penyuka Keindahan (Alam dan Ciptaan).

Merekam keindahan untuk kenangan. Menuliskan harapan buat warisan. Membingkai peristiwa untuk menemukan makna. VERBA VOLANT, SCRIPTA MANENT.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Kerukunan, Potret Indah Kebersamaan di Hari Lebaran

4 Mei 2022   19:00 Diperbarui: 4 Mei 2022   19:01 2110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bingkisan ketupat lebaran (foto: DetikJabar/Hermansyah)

Bali, pulau yang eksotik ini terkenal karena keramahtamahan penduduknya. Soal kehidupan toleransi beragama, jangan ditanya lagi. Provinsi ini kerap mendapat rating tinggi dalam indeks toleransi beragama di tanah air.

Walaupun agama Hindu Bali menjadi mayoritas penduduknya. Namun ada tradisi baik yang terjaga di saat Lebaran tiba.

Secara khusus hal ini nampak pada kehidupan warga Desa Pegayaman, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng. Mereka memiliki tradisi cukup unik, yaitu “ngejot" atau "pengroah”. Di sini, warga akan membagikan makanan kepada tetangga sekitar rumahnya (1/5/2022).

Walaupun bentuk sedekah, beramal atau memberikan sesuatu ini bisa ditujukan kepada orang yang lebih tua, sesepuh, tokoh agama. Namun yang tidak kalah pentingnya adalah mengutamakan tetangga terlebih dulu.

Warga membawa makanan ini dengan cara di-“suun” (ditaruh di atas kepala). Isinya bermacam-macam, seperti lauk-pauk, jajan dan ikan, serta buah. Semua itu ditempatkan pada sebuah wadah yang bernama talam (nampan).

Ngejot adalah sebuah tradisi leluhur umat Islam di Bali sebagai sebagai ungkapan rasa terima kasih kepada sesama saudara dalam memupuk kebersamaan. Kebersamaan dalam membangun toleransi antarumat beragama. Dalam bahasa lokal disebut "menyamabraya".

Tradisi Ngejot di Banjar Tista, Desa Dapdap Putih, Buleleng, Bali (foto: ANTARA/Nyoman Hendra Wibowo)
Tradisi Ngejot di Banjar Tista, Desa Dapdap Putih, Buleleng, Bali (foto: ANTARA/Nyoman Hendra Wibowo)

3. Sholat di pelataran gereja

Hal klasik di kota Malang, Jawa Timur adalah ketika tempat untuk sholat Ied (2/5/2022) di masjid dan halaman sekitarnya tak lagi mampu menampung umat. Maka, pelataran Gereja tua Kayutangan (nama aslinya Gereja Katolik Hati Kudus, berdiri 1905) menjadi alternatifnya.

Memang, jarak antara Masjid Agung Jami Malang dengan Gereja Kayutangan ini hanya terpaut sekitar 150 meter. Namun kesibukan juga terihat di tempat ini sejak pagi (atau malam sebelumnya).

Saat  badan jalan raya di depan kedua tempat ibadah ini sudah tak mampu menampung luberan jamaah yang hadir, menginisiasi gereja untuk membuka pintu lebar-lebar. Terutama ditujukan kepada jamaah perempuan untuk mengikuti sholat bersama di halaman gereja. Pihak gereja juga menyediakan alas tempat sholat bagi yang membutuhkannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun