Lha, sekarang? Justru kekayaan diumbar, digembar-gemborkan. Seakan menunjukkan ke publik, "Nih... aku, si orang kaya, sukses, uangku banyak, hartaku melimpah."
Barangkali mirip juga yang dinyanyikan oleh Iwan Fals dalam lagunya yang hits, Bento.
Namaku Bento rumah real estate
Mobilku banyak harta berlimpah
Orang memanggilku bos eksekutif
Tokoh papan atas, atas segalanya
(Asyik...)
Bebas Terbatas
Tentu, siapa yang mau dan sanggup melarang orang pamer harta? "Orang kaya mah bebas..."
Tindakan ini sanksi sosialnya paling dicibir, jadi rasan-rasan, buah bibir orang-orang di lingkungan tempat tinggalnya. Atau siapa yang mengenal dirinya. Mereka bisa berkata-kata yang macam-macam atas orang yang suka pamer ini.
Sanksi etis atau moral ini bisa berlanjut dengan menutup akses sosialnya. Misalnya dijauhi karena kesombongan diri atas hartanya itu.
Belum pernah ada kejadian orang sombong karena hartanya kemudian ditangkap, dibui, dijatuhi hukuman penjara. Adanya paling kejahatan kriminal, seperti pencurian atau perampokan atas harta orang kaya.
"Sombong Bermartabat"
Pada hari yang sama pula, saya juga mendapati sebuah video lain (dari FB KataKita) yang sebenarnya tak jauh beda. Entah ini sebuah video betulan atau sekadar settingan belaka. Terlihat seorang wanita yang mengaku bernama Candra Dewi Maharani, horang kaya yang banyak harta.
Nama yang cukup bagus artinya, terutama dalam kosakata bahasa Jawa. Candra = bulan, rembulan. Diartikan anak yang bersinar lembut; bersinar. Dewi = bidadari cantik; disayangi; nan cantik. Diartikan wanita cantik, anggun, memesona.Â