Mohon tunggu...
hendra setiawan
hendra setiawan Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar Kehidupan. Penyuka Keindahan (Alam dan Ciptaan).

Merekam keindahan untuk kenangan. Menuliskan harapan buat warisan. Membingkai peristiwa untuk menemukan makna. VERBA VOLANT, SCRIPTA MANENT.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Imlek dan Hujan

1 Februari 2022   20:00 Diperbarui: 1 Februari 2022   20:05 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Imlek dan hujan seakan menjadi pasangan tak terpisahkan (sumber: www.climate4life.info)

"Baru dirasani (dikatakan), sudah terjadi..."

Menjelang jam 4 sore tadi, hujan deras tetiba turun. Padahal siang, mentari masih menyapa dalam kehangatannya.

Tapi peristiwa semacam ini sudah menjadi biasa. Sudah berkali-kali kali terjadi, dari tahun ke tahun. Walau intensitasnya yang tak sama. Bisa hujan rintik-rintik tapi lama, atau deras tapi durasinya singkat.

Begitulah ritual tahunan kala Imlek datang. Imlek tanpa hujan, "Wong Cino nangis, " kata orang tua.

"Kok bisa begitu? Seperti tukang ramal saja?"

"Coba saja.... Kalau ndak pagi, siang, sore, bisa malam! Pokoknya Imlekan harus hujan, karena itu rezeki."

"Oo...."

Hujan dan Imlek: Kebetulan versus Mitos

Pertanyaan sederhana, "Mengapa Imlek identik dengan hujan?" 

Apakah ini sebuah kebetulan semata? Mitos? Atau sebenarnya hanya fenomena alam yang sejatinya biasa saja?

Imlek disertai hujan bukanlah hal yang aneh. Sebab, Januari-Februari, tanggal jatuhnya Imlek terkait dengan bulan musim hujan. Pun demikian pada tahun 2022 hari ini, Hari Raya Imlek 2573 Kongzili jatuh pada Selasa, 1 Februari 2022.

Secara ilmiah, sistem penanggalan China adalah percampuran antara unsur matahari dan bulan. Artinya, jika hanya menghitung peredaran bulan, maka jatuhnya akan seperti kalender Hijriyah. Penetapan awal bulannya identik dengan sistem hilal. Maka bisa jadi, tahun baru Imlek jatuh di musim dingin.

Waktu konjungsi, saat bulan dan matahari "bertemu" dan berada dalam satu garis lurus dalam sudut pandang manusia, juga menjadi pedoman. Maka itulah sebabnya, jadi jelas mengapa Imlek selalu jatuh pada Januari-Februari; saat musim hujan masih sedang tinggi intensitasnya.

Filosofi Hujan dan Rezeki

Hujan adalah simbol keberuntungan atau keberkahan. Hujan yang datang pada saat perayaan Tahun Baru Imlek menjadi pertanda baik.

Imlek dalam perhitungan musim adalah sebagai tanda datangnya spring (musim semi). Maka dari itu, hujan merupakan simbol yang baik untuk kehidupan masyarakat agraris, seperti halnya di Indonesia.

Dengan begitu, jika di negara lain yang juga ada tradisi perayaan Imlek, namun di sana tidak turun hujan, bukan berarti rezekinya sedang seret. Tidak seberuntung dengan negara yang dikaruniai musim  hujan.

Menurut sejarahnya sendiri, tradisi Imlek yang dirayakan para leluhur Tionghoa di China memang terkait dengan perubahan musim. Setelah berbulan-bulan mereka diselimuti musim dingin dan tidak bisa bercocok tanam. Hingga saat musim semi tiba, mereka merasa berbahagia.

Nah. Karena itulah Imlek juga menjadi perayaan syukur. Maka, Tahun Baru Imlek dikenal pula sebagai Festival Musim Semi. Pada momen ini, mereka menyampaikan rasa syukur dan berdoa. dengan harapan mendapatkan rezeki yang melimpah di tahun mendatang.

Masyarakat Tionghoa juga meyakini kepercayaan yang menyebutkan kalau turunnya hujan pada saat Imlek adalah pertanda bahwa Dewi Kwan Im sedang menyiram bunga Mei Hwa. Bunga yang ditanam oleh Dewi Kwan Im menjelang hari raya Imlek. Turunnya hujan adalah juga turunnya berkah dari langit.

Imlek untuk Semua

Secara khusus, Imlek bisa jadi dirayakan sukacitanya oleh mereka yang menganut kepercayaan tertentu. Namun secara umum dikaitkan dengan budaya agraris, bisa jadi Imlek juga menjadi kebahagiaan bersama.

Pada sisi imani, perayaan syukur, doa diberi kelimpahan rezeki dan keberuntungan, juga bisa menjadi harapan secara universal.

Maka, di hari yang baik ini, alangkah baik juga bilamana kita bisa saling mengucapkan, "Selamat merayakan kebahagian, para sahabat sekalian. Terlebih lagi yang tengah berbahagia merayakan Imlek. "

1 Februari 2022

Hendra Setiawan

*) Bacaan:  Travel-Kompas,  CNBC-Indonesia,  Liputan6,  Sonora

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun