Mohon tunggu...
hendra setiawan
hendra setiawan Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar Kehidupan. Penyuka Keindahan (Alam dan Ciptaan).

Merekam keindahan untuk kenangan. Menuliskan harapan buat warisan. Membingkai peristiwa untuk menemukan makna. VERBA VOLANT, SCRIPTA MANENT.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Kaleidoskop 2021 Kompasiana: Sebuah Catatan Perjalanan Karya

27 Desember 2021   18:09 Diperbarui: 27 Desember 2021   20:24 507
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan layar kompasiana.com (dok. pribadi)

Sebelumnya, angkat topi buat Tim Libang atau siapapun yang bekerja di belakang layar. Mereka yang bisa menyajikan data internal dalam bentuk Kaleidoskop Kompasiana selama 11 bulan (Januari-November 2021).

Melihat grafik yang ditampilkan, secara umum angka-angka yang ditampilkan agak mengejutkan buat saya pribadi. Tentu saya tidak mengulasnya satu-satu karena saya bukanlah orang dalam, hehe...

Ambil salah satu contoh, terdapat peningkatan anggota baru hingga 1 juta lebih. Wow, banyak banget, ya?!

Tangkapan layar kompasiana.com (dok. pribadi)
Tangkapan layar kompasiana.com (dok. pribadi)

Dari total 2.469.865 anggota (periode 2008-2021) jika dikurangi dengan yang baru (Januari-November 2021) sebanyak 1.661.689, maka terdapat selisih angka 808.176. Lebih banyak yang baru ketimbang yang lama.

Maka bisa diartikan, sebanyak itulah jumlah "pesaing baru" buat para Kompasianer yang telah duluan ada. Dua kali banyaknya dari anggota lama sebelum 2021.

Namun, dari sejumlah itu, hanya 657 yang akunnya terverifikasi dan 57.831 yang tervalidasi. Jumlah yang teramat minim jika dibandingkan dengan angka di atas tadi.

Sajian jumlah angka ini tentu saja menjadi sedikit angin segar di tengah kabar yang tidak menyenangkan soal minimnya budaya literasi penduduk Indonesia. Seperti pernah dilansir hasil survei yang dilakukan Program for International Student Assessment (PISA), yang dirilis Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) pada 2019 lalu. Indonesia hanya menempati ranking ke 62 dari 70 negara berkaitan dengan tingkat literasi, atau berada 10 negara terbawah yang memiliki tingkat literasi rendah.

Bisa jadi tambahan lonjakan anggota baru itu, mungkin salah satu faktornya adalah karena efek pandemi. Kehadiran para mahasiswa, guru/dosen yang "diwajibkan" punya karya tulis secara online, mengakibatkan kanal Kompasiana kebanjiran peminat baru.

Tapi saya tidak tahu pasti, hanya dugaan semata...

Tangkapan layar kompasiana.com (dok. pribadi)
Tangkapan layar kompasiana.com (dok. pribadi)

Data angka lain yang bisa dicermati adalah total tayangan artikel sebanyak 2.509.629. Jika anggota 2.469.865 orang aktif semua (bukan akun sekadar numpang) maka mereka menyumbang rerata 1-2 artikel per orang.

Dari sejumlah itu, terdapat 457.916 karya yang menjadi Artikel "Pilihan" dan 100.847 lainnya menjadi Artikel "Utama" (Headline).

Jadi kalau tak keliru menafsir angka ini, di antara 5-6 karya, yang 1 mendapat tambahan label "Pilihan". Biasanya, dari "Pilihan" itu (kecuali akun internal Admin) kemudian dinaikkan kembali menjadi "Utama". Maka, dari 4-5 tulisan pilihan, hanya 1 yang berkesempatan naik jenjang.

Karya Pribadi

 Jujur saja, saya juga tidak pernah menyangka ketika ikut "klik" jumlah data karya selama periode 2021 ini. Mengingat beberapa bulan terakhir ini paling cuma bisa mengisi 1-2 atau 2-3 tulisan per pekan.  Beda pada masa awal yang sanggup memenuhi komitmen "one day one article".

Memang, konsistensi menulis itu perlu. Sebagai latihan daya nalar dan kepekaan terhadap isu-isu aktual yang berkembang. Juga sebagai tantangan diri mengolah tema yang ditetapkan menjadi sebuah bacaan yang bermutu.

Tetapi apapun hasil yang ada, tentu pencapaian yang terpampang dalam Kaleidoskop karya Kompasianer sepanjang 11 bulan; dari Januari hingga November 2021, patut menjadi catatan dan rasa syukur.

Pengalaman dan pelajaran berharga yang bisa dipetik adalah ketika niat itu diwujudkan, maka sesungguhnya tidak ada yang mustahil. Namun sekali lagi kesungguhan untuk menepati "janji diri" tidak boleh kendor.

Kalau keinginan 'tancap gas' masih menjadi kendala, perlu menetapkan batasan sendiri yang sekiranya paling mungkin dilakukan. Tidak perlu memaksakan diri, namun tetap punya niat yang bisa dinyatakan.

Misalnya, dengan 1 hari 1 artikel rasanya berat karena aneka kesibukan, bisa diturunkan targetnya menjadi 2-3 hari sekali alias seminggu 2 kali.

Latihan konsistensi ini bisa ditambah lagi menjadi 3 kali setiap minggunya. Demikian seterusnya, hingga mampu memenuhi target 30 hari perbulan (menulis non-stop).

Variasi lain dalam memenuhi tantangan diri dan menjaga konsistensi, tak harus 1 hari 1 tulisan juga. Bisa jadi kalau ada hari libur atau punya waktu agak luang, target menulisnya bisa lebih dari satu artikel.

Tangkapan layar kompasiana.com (dok. pribadi)
Tangkapan layar kompasiana.com (dok. pribadi)

One Day One Article

Saya, terus terang kaget juga melihat data yang terpampang. Selama perjalanan 11 bulan itu ternyata bisa menghasilkan 363 karya. Kalau ditambah dengan bulan Desember, jelas bisa melebihi jumlah hari dalam setahun.

Kalender biasa atau kabisat yang harinya 365 dan 366, jelas terlampaui jumlahnya. Walaupun tak banyak. Hanya 370 karya total sampai dengan tulisan ini.

Angka keterbacaan sendiri mencapai 89.801. Jika dibagi 363 konten, rerata pembacanya hanya di angka 247,39. Masih jauh dari angan sebenarnya. Bukan ideal untuk tingkat keterbacaan yang baik.

Keterkejutan lain adalah jumlah Artikel Utama dan Pilihan yang disematkan. Ternyata cukup banyak juga raihan yang bisa ditorehkan. Angka 9 barangkali jadi angka baiknya, hehe ...

Tercatat ada 29 tulisan diganjar "Artikel Utama" alias Headline, yang satu di antaranya meraih popularitas keterbacaan tertinggi dengan 1.774 (data per 27/12/2021 pkl. 17.00 saat tulisan ini dibuat).

Sedangkan sematan "Pilihan" mencapai angka 299. Jadi yang 64 lainnya tidak mendapatkan label apa-apa alias tulisan biasa.

Tangkapan layar kompasiana.com (dok. pribadi)
Tangkapan layar kompasiana.com (dok. pribadi)

Puji syukur, setelah melewati perjalanan panjang hingga urutan karya ke-420, kado "Centang Biru" bisa tersemat mulai karya berikutnya. Tentu itu juga proses yang tak mudah, karena melewati 287 karya yang dimulai per 1 Januari 2021.

Saya juga tidak tahu pasti 'rumor' yang menyebut kalau akun yang tervalidasi "Centang Biru" otomatis tulisannya mendapatkan jatah sebagai tulisan "Pilihan".  Ah... sudahlah, penting ataupun tidak, rasanya berkreasi berkarya tidak perlu memikirkan tanda pengakuan seperti ini.

Hikmahnya adalah ketika sebuah tulisan dapat tambahan label baru di sebelah nama rubrik, berarti sejauh itulah, Tim Admin memberikan apresiasi kepada penulisnya. Terlebih lagi ketika dinaikkan lagi pada status "Artikel Utama" atau dimunculkan kembali dalam bentuk "Featured Article". Tentu saja sukacita makin bertambah.

Purnakisah

Tulisan ini tentu bukan yang terakhir di tahun 2021 ini, karena tanggalnya juga belum berakhir. Namun semoga catatan sederhana ini bisa jadi penyemangat kembali, baik kepada penulis ataupun pembaca.

Menulis bisa jadi karena munculnya keresahan dalam jiwa. Mengutarakan keluh kesah kenyataan yang terjadi dan harapan baik yang ingin terwujudnyatakan.

Menulis bisa jadi karena ingin mendapatkan reward tertentu. Sah-sah saja dan sangat manusiawi.

Terlepas dari motivasi dan dasar utama dalam berkarya untuk diketahui publik (khususnya lewat media online), kalau ingin menulis, menulislah saja. Tak usah menjadi beban. Enjoy aja....

27 Desember 2021

Hendra Setiawan



*) Draft naskah ini sepenuhnya ditulis dengan menggunakan sarana perpesanan via WA di hape. Teruntuk para sahabat yang tetap mampu berkarya walau dengan keterbatasan sarana pendukung. Tetap semangat dan memberikan inspirasi...

                                             

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun