Cara Pintar Mengelola Aneka Limbah Dapur

Lalu akan ke mana limbah dapur yang sudah terkumpul ini? 

Kalau ada yang memelihara ternak atau hewan peliharaan, bisa berbagi dengan mereka. Misalnya ada yang hobi atau punya peliharaan ayam, bebek, kelinci, atau kucing, anjing. Limbahnya masih tetap bermanfaat buat makhluk hidup yang lain.

Cara lainnya adalah dengan membuat lubang pada tanah. Tak perlu besar, misalnya volume 50 cm kubik (panjang x lebar x tinggi). 

Saya membuat ini saja, sampahnya tak pernah penuh hingga 2-3 bulan. Padahal kadang juga ditambah dengan sampah dedaunan.

Apalagi jika di bagian bawahnya sudah terurai sempurna menjadi "tanah gembur". Bisa diambil dan dijadikan campuran pupuk pada tanah. 

Volume tempat sampah alami ini menjadi berkurang lagi.  Sampah yang belum terurai dikembalikan lagi untuk ditambah dengan limbah dapur yang baru lagi.

Bisa juga secara khusus kulit buah (utamanya pisang yang tinggi kalium) diolah untuk menjadi pupuk cair. 

Caranya mudah, kulitnya dipotong kecil-kecil.  Masukkan ke dalam wadah bekas air minum yang ada tutupnya.  Biarkan sekitar seminggu, sudah jadi.  Air hasil fermentasi ini ditambahkan lagi dengan air dan disiramkan ke tanah 2 minggu sekali.

Kalau mau lebih detail lagi, misalnya ampas teh dan kopi bisa digunakan lagi sebagai pengharum. 

Ampas kelapa dapat dipakai membersihkan lantai supaya kotoran yang menempel bisa hilang dan keramiknya lebih "cling".

Cangkang telur yang tak terpakai bisa diremuk atau dihaluskan, kandungan kalsiumnya tinggi. Jadi amat bermanfaat pada kesuburan tanaman dan fungsi lainnya adalah mengusir hama.