Met Gala 2021 jadi trending topic di Twitter pada Selasa (14/9/2021) lalu. Tentu saja, sebab acara ini amat ditunggu oleh pecinta fashion. Sebab, berhubung adanya pandemi, gelaran tahun 2020 batal dilaksanakan.
Met Gala 2021 yang dipentaskan di Metropolitan Museum of Art di New York, AS, pada Senin (13/9/2021), merupakan malam mode terbesar. Ibaratnya ini setara dengan acara Oscar kalau dalam film.
Saking prestisiusnya, acara yang sudah menjadi tradisi tahunan sejak 1948 ini bisa dibilang cukup wah dan mewah. Para desainer, model, dan bintang Hollywood berkumpul dengan penampilannya yang paling glamour.
Sisi lain dari perayaan super ini adalah acara untuk menggalang dana di pameran baru dari the Metropolitan Museum of Art's Costume Institute (Institut Kostum Seni Metropolitan Museum). Dari catatan penyelenggaraan, pada Met Gala 2018 dan Met Gala 2019 anggaran yang berhasil dikumpulkan sebanyak 13 juta dollar AS atau sekitar Rp 185,3 miliar.
Tema resmi Met Gala sendiri mulai diperkenalkan pada tahun 1972. Untuk pelaksanaan tahun 2021 kali ini adalah American Independence. Panitia membaginya menjadi dua bagian konsep besar.
Bagian pertama dari pameran adalah In America: A Lexicon of Fashion. Kegiatan ini akan dibuka pada 18 September 2021 di Anna Wintour Costume Center. Hal ini sekaligus menandai ulang tahun ke-75 The Costume Institute.
Bagian kedua adalah In America: An Anthology of Fashion. Kegiatan ini rencananya dibuka pada 5 Mei 2022, di ruang periode American Wing Museum.
Latar belakang dari tema ini adalah sebagai bahan refleksi untuk memeriksa kembali identitas dan mode Amerika. Sudah beberapa tahun terakhir, mode AS telah berubah karena adanya gerakan keadilan politik dan sosial.
Busana Nasional, Busana KebanggaanÂ
Kalau melihat hasil jepretan foto yang beredar di media, terkadang timbul juga rasa 'geli'. Model rancangannya sangat tidak umum dan pastinya tidak bisa dikenakan pasca acara. Bayangkan ada gaun yang panjang roknya bisa puluhan meter. Harus ada orang yang membantunya dalam berjalan.
Ada gaun yang diberikan ornamen macam-macam. Dikatakan indah, wah, sensasional, mewah, glamour, istimewa, ... jelas bisa. Namun kembali lagi, peragaan busana ini hanya bisa ditampilkan lewat aksi panggung. Bukan untuk dipakai sebagaimana layak dan gunanya pakaian.
Di balik acara peragaan busana ini, ada hal baik lain yang bisa diambil sebagai inspirasi. Ada cerita di balik berita.
Adanya aksi "pengumpulan dana" di acara yang mewah ini, ternyata tak semua orang kaya sekalipun bisa hadir di sana. Jadi tamu undangannya benar-benar piihan.
Bahwa setiap kelompok manusia bisa melakukan misi sosial lewat caranya masing-masing. Artinya jangan dicibir juga soal kemewahan acaranya. Sebab tak jarang komentar warganet memperbandingkannya dengan kondisi ekonomi masyarakat di sampingnya. Pembedaan kelas sosial sebagai kritik seperti ini, sebenarnya juga tak salah. Tetapi kalau tak tepat memahami konteks, juga jadi persoalan baru. Bukan lantas memberikan edukasi, namun cenderung cari sensasi.
Poin kedua yang juga penting menurut saya adalah soal refleksi kultural lewat dunia mode atau pakaian. Sejauh mana model pakaian yang berkembang itu justru dapat memperkuat identitas dan jatidiri bangsa?
Saya sepakat dengan 'narasi kultural' yang digelorakan oleh akun grup budaya dan adat Nusantara di media sosial. Â Walaupun ada beragam nama, pada intinya mereka memiliki keprihatinan yang sama. Budaya pakaian saja menjadi sebuah persoalan besar kalau kita sendiri tidak tanggap untuk meresponnya.
Misalnya, ada pengaruh kuat ajaran "agama" yang akhirnya bisa menjadi "musuh dalam selimut". Padahal lewat pakaian alias busana daerah, terkandung nilai kearifan lokal. Ini semua adalah warisan tradisi dan budaya bangsa. Bukan malah membuatnya harus dijauhi, disingkirkan karena "tidak sesuai dogma/akidah."
Peragaan busana ala Met Gala AS di Indonesia kalaupun ada, barangkali gebyarnya tak terlalu wah dan mewah. Itupun hanya sekali waktu. Ia bukan acara tunggal, namun hanya satu dari sekian banyak pendukung acara; jika acara utamanya adalah "galang dana".
Demikian pun acara yang disiarkan lewat TV nasional melalui ajang pemilihan Putri Indonesia, Miss Indonesia (semacam Miss Universe dan Miss World tingkat lokal) misalnya. Di situlah biasanya para desainer pakaian membuat rancangan terbaiknya untuk dipakai para peserta kontes kecantikan.
Jadi rahasia umum, para juara itu akan diikutkan lagi di ajang internasional. Pasti akan ada mereka yang berkomentar negatif di antara yang positif.
Desainer Indonesia yang nantinya bisa menggondol prestasi terbaik di kancah dunia lewat kostum yang ditampilkan, tentulah itu berkat buah kerja kerasnya. Prestasi anak bangsa yang membanggakan ini patutlah diberikan apresiasi positif. Tapi sepertinya memang pemberitaan ini tak segemerlap dengan tampilan panggungnya.
Ya, apa lagi yang bisa dilakukan sebagai sesama warga negara yang sama, kalau tidak mendukung mereka yang sudah mampu mengharumkan nama bangsa? Ketimbang nyinyir belaka yang unfaedah. Ya, toh...?!.
Â
19 September 2021
Hendra Setiawan
Â
*) Â Bacaan: Â Kompas, Â Popbela, Â Parapuan
**)  Artikel Utama  sebelumnya:Â
  Suka Musik Metal, Berdampak Positif atau Negatif?
  Makan Sedikit Juga Bisa Gemuk, Bagaimana Mendapatkan Berat Badan Ideal?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H