Mohon tunggu...
hendra setiawan
hendra setiawan Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar Kehidupan. Penyuka Keindahan (Alam dan Ciptaan).

Merekam keindahan untuk kenangan. Menuliskan harapan buat warisan. Membingkai peristiwa untuk menemukan makna. VERBA VOLANT, SCRIPTA MANENT.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Buah Jatuh

19 Juli 2021   16:00 Diperbarui: 19 Juli 2021   16:01 728
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buah jatuh tak jauh dari pohonnya  (sumber: pixabay.com/Manfredrichter)

Buah jatuh tak jauh dari pohonnya
Ungkapan ini memang benar adanya
Kalau buah itu masih terlihat baik, tak jarang orang akan memungutnya
Tak peduli ada bekas gigitan hewan
Kalau masih bisa dimakan, tak akan dibuang
"Sayang," begitulah katanya

Tapi kalau buah itu ternyata sudah ada sebagian yang membusuk
Dipegangpun sudah tak terasa nyaman
Hanya cukup untuk dilihat sesaat
Kemudian langsung saja masuk tempat sampah
Tak ada gunanya ia diambil
Sudah banyak kuman penyakitnya

Dari satu pohon yang sama
Buahnya bisa beranekaragam bentuk dan rasa
Ada yang kecil, ada yang besar
Ada yang masam, ada yang manis
Tidak ada yang seratus persen identik
Walau sekecil apapun, itu pasti ada bedanya

Jadilah hidup seperti buah yang baik
Buah yang disukai oleh banyak orang
Tak mengapa walaupun pernah terjatuh
Asalkan tak banyak cacat cela yang bisa mempengaruhi kualitas diri keseluruhan
Asalkan lebih banyak bagian yang dapat dimanfaatkan dan dinikmati
Tak 'kan dibuang percuma karena sudah tak berharga

Apabila pohon itu baik
Sudah semestinya menghasilkan buah yang baik pula
Walau pohon itu tak terlihat baik
Biarlah buah yang jatuh bisa menjadi baik
Hidup yang baik, yang masih mampu memberikan manfaat
Hidup yang baik, yang masih bisa memberikan makna

19 Juli 2021

Hendra Setiawan

 

*) Sebelumnya (Artikel Utama):  Ciplukan, Si Kecil yang Ternyata Mahal Harganya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun