Antisipasi
Saya belum menemukan cara paling efektif untuk memilah dan memilih informasi yang datangnya berhamburan. Terkhusus yang melalui grup percakapan tertutup dan khususnya soal kesehatan.
Siapa sih yang ingin sakit? Siapa pula yang ingin terus sehat? Ledakan informasi seperti ini, ditambah dengan melonjaknya kasus Covid-19, berita atau informasi terkait dengan ini juga silih berganti datangnya.
Sekali lagi, kalau isinya berita, cara di atas masih bisa melakukannya. Namun kalau hanya sekadar tips, info penting, bantuan, darurat, bagaimana juga cara mengeceknya? Hanya terlihat di postingan itu, "Diteruskan" atau "Diteruskan berkali-kali."
Kalau sekadar meneruskan kembali, tak masalah. Tetapi apakah isinya tadi "bermasalah" ataukah tidak, itu kan yang jadi masalahnya. Repotnya orang awam kan ada di daerah ini. Rawan untuk menilai valid tidaknya.
Kalau punya basic dasar pengetahuan atau kompetensi yang sama, masih bisa membantu. Kalau tidak, itu bisa jadi masalah. Apalagi dalam satu grup percakapan, tentu di dalamnya terdiri dari karakter orang yang berbeda pula. Salah paham bisa jadi masalah lagi.
Sudah salah terhadap informasinya, salah pula terhadap orangnya. Satu masalah belum tuntas, datang lagi yang lain.
Barangkali kalau lebih sopannya adalah memberi "warning" dulu, bahwa saya punya informasi seperti ini. Info ini bagus. Tapi saya tidak tahu apakah ini benar atau tidak. Seandainya benar, semoga bermanfaat. Jikalau tidak, mohon dimaafkan karena kekurangtahuan saya.
Dengan permakluman seperti ini, paling tidak akan menghindari rasa tidak enak seperti terjadi di awal kisah ini. Bukan berarti melepaskan diri dari tanggung jawab, tapi murni dari ketidaktahuan atau kekurangpahaman semata.Â
Niatnya sudah baik, memberi informasi buat kesehatan bersama. Tapi jangan sampai jatuhnya pada kesalahan dalam menyampaikan isi pesan yang ternyata tidak benar.Â
Ada yang pernah memiliki kasus serupa?