Kalau judulnya saja sudah bombastis, provokatif, sensasional. Hal ini bisa jadi peringatan dini, warning. Apakah kabar ini benar ataukah tidak. Serta, layakkah dipercaya atau menyesatkan.
Jika tahu seperti ini, perlu membandingkan dengan referensi berita senada dan dari situs terpercaya, sudah terverifikasi. Dengan begitu akan ada informasi pembanding yang seimbang.
2. Lihat sumber asal berita
Lebih baik memang sebuah sumber berita berasal dari media yang sudah punya nama besar. Tetapi tidak menutup kemungkinan, berita baik itu berasal dari nama situs yang kita belum akrab benar.
Kalau nama yang baru diketahui itu berafiliasi dengan jaringan media yang layak dipercaya, ya tak mengapa. Kalau sebaliknya, perlu waspada
Ini yang kadang tidak mudah melakukannya, walaupun penting. Pemeriksaan fakta ini terkait soal nama penulis berita tersebut. Misalnya soal kompetensi atau keahliannya terhadap artikel yang ditulisnya tersebut.
Pokok bahasan yang ditulisnya itu apakah cenderung membentuk opini, menggiring pembaca pada sebuah ajakan tertentu.Â
Bias tulisan tanpa menyertakan data pembanding alias berat sebelah bisa menjadi urutan selanjutnya dalam menilai.
Data yang bersifat baru atau lama, punya konsekuensi yang berbeda pula. Metadata tanggal penulisan tentu punya batas waktu alias kadaluwarsa.Â
Sumber lama tentu tidak lebih valid dijadiikan rujukan yang up to date, kekinian. Katakanlah info tersebut sudah tidak berlaku lagi.Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!