Â
(1)
Pada sebuah ruang isolasi
Ada salah satu pasien yang sudah putus asa
Ia sudah kehilangan harapan
Mengapa ia juga turut terpapar pada akhirnya
Padahal protokol kesehatan secara ketat sudah dijalankan
Bahkan keluarganya pun sangat mentaati segala macam arahan dan pedoman
Tapi virus ini tetap datang menyerangnya
Juga ada orang-orang yang dikasihinya, meninggalkannya selamanya
Ia protes dan terus menggugat keyakinannya sendiri
Mengapa orang lain yang masa bodoh
Orang-orang idiot yang menganggap penyakit baru ini hanyalah sebuah konspirasi global
Orang-orang yang bebal dan tak mau diatur
Mengapa mereka biasa saja, tampak sehat; tanpa keluhan apa-apa
Orang-orang baik
Justru mereka yang akhirnya jadi korban
Banyak yang akhirnya kembali pulang pada keabadian
Tak jarang mereka adalah orang-orang yang penuh dedikasi
Apakah Tuhan tak sayang pada mereka?
Apa rencana-Nya untuk mengizinkan semua ini terjadi?
(2)
Dalam keheningan, seperti biasa masuklah cleaning service
Menyapu atau mengepel lantai yang sudah jadi kerjaan hari-harinya
Dari jauh dinding kaca pembatas, ia selalu menyempatkan diri
Sekadar melambaikan tangan pada pasien walau sesaat lamanya
Satu dua kali si pasien yang kehilangan harapan tak paham maksudnya
Hingga hari-hari berikutnya ia masih melakukan hal yang sama
"Oh, Tuhan, ampuni aku ..."
Tak sadar air matanya mengalir
"Aku tak sendiri"
Dia sepertinya mengirimkan petugas kebersihan itu
Untuk menguatkan dirinya yang sedang tergoncang imannya
Agar manpu bertahan dalam masa pencobaan ini
"Aku tidak meninggalkanmu, wahai anak-Ku"
Petugas kebersihan adalah alat-Nya
Menyapu dan menyapa adalah pekerjaan yang Ia titipkan padanya
"Hai, kalian tak sendiri
Aku juga ada di sini!"
Dia tidak bisa melakukan apa-apa
Dia tidak terampil seperti dokter yang punya kemampuan mendeteksi sakit dan memberikan obat
Dia tidak punya banyak uang untuk memberikan sedekah
Dia hanya punya dua tangan
Hanya untuk melambaikan tangannya
Mungkin kalau tanpa tertutup masker
Wajahnya juga dipenuhi senyuman
(3)
Si pasien kembali punya harapan
Dia jadi teringat kala berada di kebun bunga
Dari banyaknya aneka ragam bunga
Petani ataupun penjualnya, mereka hanya akan memetik atau memotong tangkai yang indah
Kuntum yang paling baiklah yang disuguhkan kepada pembeli atau pemesan
Bukan bagian yang sudah layu, jelek, dan tak layak untuk dinikmati
Mungkin demikian Dia juga mengambil mereka
Orang-orang yang dikasihi-nya
Bukan karena Ia tak menyayangi mereka
Namun justru itulah tanda cinta-Nya
Si pasien kini sangat berharap
Ia bisa bertemu lagi dengan petugas kebersihan yang setia melambaikan tangan
Ia akan merasa lebih bersalah jika tak bisa melihatnya lagi
Ia hanya ingin membalas lambaian tangan itu
Tindakan kecilnya ternyata sanggup mengubah pola pikirnya
Ia benar-benar ingin segera bertemu dengannya
Kalau boleh, ia akan memeluk dirinya
Seraya berkata, "Terima kasih malaikat penyelamatku"
Â
*) Inspirasi dari beragam sumber
Tetap semangat buat tim medis dan penyintas covid-19
Â
Selamat hari Minggu...
27 Juni 2021
Hendra Setiawan
**) Selanjutnya:Â Â "Sang Penyembuh"