Mohon tunggu...
hendra setiawan
hendra setiawan Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar Kehidupan. Penyuka Keindahan (Alam dan Ciptaan).

Merekam keindahan untuk kenangan. Menuliskan harapan buat warisan. Membingkai peristiwa untuk menemukan makna. VERBA VOLANT, SCRIPTA MANENT.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Kisah 3 Babak: Lambaian Tangan Petugas Kebersihan

27 Juni 2021   18:20 Diperbarui: 27 Juni 2021   18:38 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

(1)

Pada sebuah ruang isolasi
Ada salah satu pasien yang sudah putus asa
Ia sudah kehilangan harapan
Mengapa ia juga turut terpapar pada akhirnya
Padahal protokol kesehatan secara ketat sudah dijalankan
Bahkan keluarganya pun sangat mentaati segala macam arahan dan pedoman
Tapi virus ini tetap datang menyerangnya
Juga ada orang-orang yang dikasihinya, meninggalkannya selamanya

Ia protes dan terus menggugat keyakinannya sendiri
Mengapa orang lain yang masa bodoh
Orang-orang idiot yang menganggap penyakit baru ini hanyalah sebuah konspirasi global
Orang-orang yang bebal dan tak mau diatur
Mengapa mereka biasa saja, tampak sehat; tanpa keluhan apa-apa

Orang-orang baik
Justru mereka yang akhirnya jadi korban
Banyak yang akhirnya kembali pulang pada keabadian
Tak jarang mereka adalah orang-orang yang penuh dedikasi
Apakah Tuhan tak sayang pada mereka?
Apa rencana-Nya untuk mengizinkan semua ini terjadi?

(2)

Dalam keheningan, seperti biasa masuklah cleaning service
Menyapu atau mengepel lantai yang sudah jadi kerjaan hari-harinya
Dari jauh dinding kaca pembatas, ia selalu menyempatkan diri
Sekadar melambaikan tangan pada pasien walau sesaat lamanya

Satu dua kali si pasien yang kehilangan harapan tak paham maksudnya
Hingga hari-hari berikutnya ia masih melakukan hal yang sama
"Oh, Tuhan, ampuni aku ..."
Tak sadar air matanya mengalir
"Aku tak sendiri"

Dia sepertinya mengirimkan petugas kebersihan itu
Untuk menguatkan dirinya yang sedang tergoncang imannya
Agar manpu bertahan dalam masa pencobaan ini
"Aku tidak meninggalkanmu, wahai anak-Ku"

Petugas kebersihan adalah alat-Nya
Menyapu dan menyapa adalah pekerjaan yang Ia titipkan padanya
"Hai, kalian tak sendiri
Aku juga ada di sini!"

Dia tidak bisa melakukan apa-apa
Dia tidak terampil seperti dokter yang punya kemampuan mendeteksi sakit dan memberikan obat
Dia tidak punya banyak uang untuk memberikan sedekah
Dia hanya punya dua tangan
Hanya untuk melambaikan tangannya
Mungkin kalau tanpa tertutup masker
Wajahnya juga dipenuhi senyuman

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun