Namun kerugian itu justru ada pada pihak yang melakukan personal branding. Ia akan kesulitan menjalankan jenis pekerjaan sesuai level yang ditampilkannya. Sudah begitu, ia akan dianggap melakukan pembohongan. Kalau itu jadi tersebar, makin banyak yang tidak mempercayainya. Rusak sudah personal branding yang dibangun.
Kepercayaan atau trust;Â padahal justru ini yang amat dibutuhkan dalam dunia pekerjaan. Soal kemampuan, itu bisa dipelajari dan ditingkatkan. Nah, reputasi yang baik tentu akan membuat rasa nyaman siapapun yang bekerja sama, berkolaborasi.
Â
Mengembangkan KoneksiÂ
Koneksi, jejaring, relasi, atau apapun istilahnya. Inipun bisa meningkatkan personal branding seseorang. Memiliki lingkaran profesional sesuai dengan yang ditampilkan, memiliki kemungkinan yang lebih baik untuk lebih dikenal.
Tapi jangan ini diartikan negatif, ya... Koneksi yang berkaitan dengan memanfaatkan celah 'orang dalam'. Mudah di jalan awalnya, tapi menjalaninya nanti bisa berisiko.
Istilah yang lebih membumi seperti kata "testimoni", kesaksian. Orang yang sudah mengenal kita, tanpa perlu meminta tolong, mereka bisa menjadi rekan, partner yang baik sebagai pihak yang membantu mempromosikan diri kita. Lebih merekomendasikan nama kita ketimbang yang lain.
Seiring berjalannya waktu, menjaga kepercayaan mitra juga perlu terus diimbang dengan memperkuat kredibilitas. Seberapa jauh pencapaian dan hasil yang sudah nampak, perlu dijaga agar tetap nampak konsisten.
Begitulah rupa kita. Begitulah wajah kita. Asli, tak dibuat-buat. Bisa karena memang itu kemampuan yang sesungguhnya. Tidak mengada-ada. Personal branding yang memang sesuai dengan kenyataan, bukan polesan agar tampak menarik.
11 Juni 2021
Hendra Setiawan