***
Tapi apa tdak rugi, hasil tangkapan itu diambil, diminta oleh orang-orang tadi? Entahlah, belum sampai ke arah sana pertanyaan yang muncul. Menguap bersamaan dengan aktivitas yang lainnya. Â Jadi peristiwa yang kebetulan ini menjadi sebatas pengalaman baru. Melihat wujud gotong-royong penduduk di desa nelayan.
Barangkali kalau dihitung secara ekonomis, mungkin saja rugi. Karena kalau ikan tadi dijual, bisa laku lumayan harganya. Sebab hitungannya bukan satuan tapi perkilo. Kalau ukuran ikannya besar, nominal yang didapat juga besar.
Tetapi di sisi lain, yang barangkali tak boleh juga dilupakan adalah semangat kebersamaan, saling membantu, dan peduli. Nilai luhur warisan leluhur yang masih bisa terjaga dalam era kekinian, itu juga mahal harganya.
Nilai mata uang masih bisa dicari, tapi nilai persaudaraan itu jauh lebih berharga. Seperti bebasan (peribahasa) Jawa yang mengatakan, "Tuna Sathak Bathi Sanak". Artinya, biar rugi sedikit, yang penting jadi saudara.
Laut sudah memberi kehidupan bagi masyarakat pesisir. Apa salahnya jika mereka juga bisa saling berbagi? Kalau pelit, malah tak dapat kawan. Tak ada saudara yang mau membantu. Bukankah begitu?
Â
9 Juni 2021
Hendra Setiawan
*) Terkait sebelumnya: Â Anak Pantai, Anak Gunung; Tetap Bersama Cinta Lautan