Mohon tunggu...
hendra setiawan
hendra setiawan Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar Kehidupan. Penyuka Keindahan (Alam dan Ciptaan).

Merekam keindahan untuk kenangan. Menuliskan harapan buat warisan. Membingkai peristiwa untuk menemukan makna. VERBA VOLANT, SCRIPTA MANENT.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Rumah Pancasila

1 Juni 2021   17:00 Diperbarui: 1 Juni 2021   17:04 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini, lembaran baru dimulai kembali
Masing-masing dari kita memasuki hari sama
Tanggal 1 Juni, memperingati Hari Lahirnya Pancasila
Pancasila yang menjadi dasar negara kita

DI bawah Pancasila kita bernaung
Di bawah Pancasila, kita hidup bersama
Di bawah Pancasila, kita mengabdi
Pancasila adalah rumah bersama Indonesia

Pendidikan Moral Pancasila alias PMP
Dulu menjadi pelajaran wajib di tingkat sekolah dasar dan menengah
Nasibnya berubah ketika atas nama demokrasi
Berlindung di bawah kebesaran kata sakti: Reformasi!

Bagaimanapun juga, kita yang pernah mengalaminya
Mendapatkan pelajaran ini di bangku sekolah
Meskipun pada akhirnya dikritik habis-habisan hingga ditiadakan
Tetaplah merasa bersyukur dan berterima kasih

Dengan adanya pelajaran Pancasila
Kami sekelas atau satu sekolah tak pernah bertengkar apalagi mem-bully
Seperti berita yang sering kami baca hari-hari ini
Hanya karena perbedaan cara berdoa dan berpakaian

Sepertinya tidak ada upaya atau perlakuan diskriminasi waktu itu
Mereka mengajarkan yang baik-baik saja
Hanya waktu pelajaran agama saja kami memang dibedakan tempat dan waktunya
Selebihnya, semua mendapatkan didikan  yang sama

Kami bisa dan biasa saja berteman pada kelas yang sama atau berbeda
Tidak ada dan tidak pernah kami menyinggung hal-hal yang bersifat privasi
Seperti sekarang ini, ketika agama dan akhlak menjadi poin utama pendidikan
Ah, malas sebenarnya membahas hal ini, tapi bagaimana lagi...

Sensitivitas kita sudah terpolarisasi hanya karena masalah keyakinan
Sebuah urusan privat, personal pada diri setiap orang
Namun lambat-laun, hal ini terus menggejala dan menguat
Sampai-sampai ranah kebhinnekaan menjadi ajang perdebatan

Ah, rasanya pelajaran sejarah tentang Pancasila
Perlu terus digiatkan lagi di sekolah-sekolah
Kalaupun ada yang salah dalam praktik, itu saja yang diperbaiki
Jangan lantas menghilangkan rumusan ke-45 butir-butir Pancasila yang sebenarnya baik itu

Pada peringatan hari lahir Pancasila ini
Kebersamaan tekad satu nusa, satu bangsa, satu bahasa
Semoga bisa kembali dikumandangkan dan menjadi tekad bersama sebagai anak-anak Indonesia
Anak-anak yang masih dan terus perlu belajar bertoleransi dan bertenggang rasa

Dalam satu nafas bersama semboyan Bhiinneka Tunggal Ika
Pererat kembali semangat cinta kasih dan welas asih
Bangga sebagai anak negeri dengan beragam adat dan budayanya
Rumah perteduhan Pancasila, mari dijaga dan dirawat bersama

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun