Sementara itu, dari RTH yang tersebar di berbagai titik tersebut, terdapat pula di dalamnya 573 taman kota. Baik itu yang bersifat "aktif", artinya terbuka dan bisa dimanfaatkan keberadaannya. Maupun bersifat "pasif", yang hanya sekadar taman sebagai tempat untuk penghijauan.Â
Kerja keras membuat wajah kota lebih teduh, tentu bisa melepas buah dari tangan dingin Tri Rismaharini yang terpilih sebagai walikota Surabaya.
Dalam satu sesi wawancara dengan Aiman Witjaksono di Kompas TV jelang berakhirnya masa jabatan kedua pada 2020 lalu, akhirnya ketahuan juga sisi lain yang belum pernah  terungkap di media.
"Bu, kenapa kok di Surabaya, Ibu sepertinya getol menanam bunga-bunga?"
"Ya, gimana, ya. Saya ini ndak betah sumuk (gerah, panas). Makanya  Surabaya ini perlu ditanami banyak pohon."
Maklum waktu sebelum menjadi walikota, Risma juga pernah menjabat sebagai kepala DKRTH. Rupanya program  ini juga terus berlanjut. Dampak baiknya, suhu rerata Surabaya bisa turun hinga 2 derajat Celsius.
Masih dari sumber yang sama, konon penanaman Tabebuya di berbagai jalanan kota menyisakan cerita humanis yang menarik. Ini disampaikannya saat melakukan launching Festival Tabebuya Surabaya (BACA DI SINI) di area Car Free Day jalan Raya Darmo, Desember 2019.
Para petugas penggali kubur di TPU Keputih yang diajak ke tempat lain untuk ikut menanam pohon berbunga ini, lebih merasa nyaman dan bersemangat.  Ini terlihat dari wajah-wajah mereka. Terkesan lebih sumringah (gembira) ketimbang biasanya. "Biasanya yang dihadapi wajah-wajah duka, sekarang bisa lihat tanaman dan bunga-bunga. Senang rasanya."
Obat Pandang Mata dan Hati
Baik, kembali ke soal maraknya Tabebuya mekar di bulan Mei ini, yang banyak memang warna kuning. Tapi warna putih dan pink (merah muda) juga ada. Hanya mungkin jumlah tanamannya belum sebanyak yang warna kuning. Dan mekarnya hanya satu dua, belum serempak, jadi kalah pamor. Maka, hanya warna kuning itulah yang banyak ditampilkan di berbagai postingan warganet dan berita di media.