Berjalan dari kampung ke kampung
Seakan tak kenal rasa lelah
Sambil menggendong aneka bahan makanan dalam satu wadah
Kauteriakkan, "Semanggi...."
Suaramu tak lagi lantang dan panjang
Tapi cukuplah untuk terdengar
Ini hari ketika kaulewat di kampung kami
Entah bagaimana caranya kaumengatur jadwal keliling ini
Usiamu dan generasimu seangkatanmu tak ada yang muda
Semua sudah tergolong lansia
Atau setidaknya mendekati pra-lansia
Ya, nampaknya susah mencar kader yang baru
Kaugigih berjuang, demi menjajakan barang dagangan
Makanan khas kota Pahlawan, "Semanggi Suroboyo"
Supaya tetap dikenal, jangan sampai musnah
Dan hanya tinggal dalam kenangan manis sebuah alunan lagu
"Semanggi Suroboyo, lontong balap Wonokromo
dimakan enak sekali, sayur Semanggi krupuk puli
Bung... mari....
Harganya sangat murah, sayur Semanggi Suroboyo
didukung serta dijual, masuk kampung, keluar kampung
Bung.. beli...
Sedap benar bumbunya dan enak rasanya
Kangkung Turi cukulan dicampurnya
dan tak lupa tempenya
Mari bung, coba beli, sepincuk hanya setali
tentu memuaskan hati
Mari beli, sayur Semanggi, Bung... beli..."
Asalmu hanya dari satu desa di pinggiran kota
Desa Kendung, Kelurahan Sememi, Kecamatan Benowo
Memang hanya di tempat itulah tanaman Semanggi tumbuh
Eksklusif tak ada di tempat lain untuk dapat berbudidaya
Â