Mengistirahatkan tanah ini seringkali disebut sebagai "bera, bero (bhs. Jawa), berau". Tujuannya adalah mengembalikan kesuburan tanah secara idela secara alami.
Tentu saja, pemberaan ini tidak sama dengan penelantaran tanah. Tanah yang tidak dijamah sama sekali, hingga tumbuh banyak ilalang, gulma atau tanaman-tanaman liar penganggu yang menguasainya.
Pemberaan atau mengistirahatkan tanah tetap memperhatikan perawatan. Tanah tetap dijaga dari serbuan tanaman pengganggu yang kerap datang sendiri. Kecuali jenis tanaman-tanaman yang bisa menghasilkan tanpa perlu pengolahan, bolehlah diberikan kesempatan tumbuh.
Bukan berarti merasa sayang jika tak termanfaatkan, kelihatan terbengkalai. Tapi justru itulah cara bumi alias tanah memulihkan diri. Agar kelak jika waktunya tiba, kesuburan tanah itu tetap bisa optimal. Apalahi jika tanah terus-menerus diberikan pupuk kimiawi. Jelas waktu pemulihannya tambah lebih panjang lagi.
Kondisi Tanah Subur
Bagi tanaman, tanah itu berfungsi sebagai:
- Tempat tumbuhnya tanaman
- Tempat persediaan udara bagi pernafasan akar tanaman dan kehidupan mikroorganisme
- Tempat persediaan unsur hara bagi pertumbuhan tanaman, baik berupa zat organik maupun anorganik
- Tempat persediaan air untuk melarutkan unsur hara agar bisa diserap tanaman
Dari keempat unsur di atas, yakni tanah yang mengandung zat organik, anorganik, air, dan udara dalam keadaan cukup dan tersedia sesuai dengan pertumbuhan tanaman, maka itulah yang disebut dengan "Tanah Subur". Tanah yang mampu menunjang kesuburan tanaman.
Kesuburan tanah dari waktu ke waktu akan selalu berubah. Tanah yang subur bisa menjadi miskin unsur hara bila tidak terpelihara. Tapi bisa sebaliknya bisa menjadi subur bila dipelihara dan dikelola dengan baik.Â
Sebenarnya faktor tanah yang ditanami terus-menerus bisa berkurang kesuburannya hanyalah salah satu unsur penyebab, Namun itu yang dominan, sehingga perlu untuk mendapat perhatian lebih.
Faktor penyebab mundurnya kesuburan tanah yang lainnya adalah:
- Tanah digunakan untuk menggembala ternak secara terus-menerus, sehingga tanah yang terinjak-injak menjadi padat dan rerumputan tidak tumbuh lagi.
- Adanya bencana alam seperti banjir, erosi, tanah longsor, dan gunung meletus, sehingga menyebabkan pengikisan atau hilangnya lapisan top soil.
- Musim kemarau yang panjang, sehingga menyebabkan tumbuhan dan beberapa organisme tidak dapat hidup, akibatnya tanah tidak menerima bahan organik yang cukup.
- Pencemaran lingkungan, sehingga menyebabkan mikroorganisme pengurai bahan organik mengalami keracunan dan tanah tidak produktif lagi.
Kembalikan Kesuburan Tanah