Mohon tunggu...
hendra setiawan
hendra setiawan Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar Kehidupan. Penyuka Keindahan (Alam dan Ciptaan).

Merekam keindahan untuk kenangan. Menuliskan harapan buat warisan. Membingkai peristiwa untuk menemukan makna. VERBA VOLANT, SCRIPTA MANENT.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Paskah Dini Hari, Tradisi yang Hilang (2/2)

4 April 2021   18:00 Diperbarui: 4 April 2021   18:01 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tentu saja yang tak terlewat sebagaimana sebelumnya (Paskah di Desa), mencari telor bersama adalah sarana sukacita bersama. Khususnya kepada anak-anak yang menjadi subjek acara. Mengajarkan pemahaman iman melalui benda yang ada di sekitar mereka.

Paskah Kini

Bersyukur juga, rangkaian kegiatan Paskah tahun ini sudah bisa dilakukan dengan offline (tatap muka). Tetapi yang online masih terus pula diselenggarakan. Berbeda dengan tahun lalu yang full online. Bubar semua kegiatan yang sudah jauh sebelumnya telah disusun. Covid-19 hadir dalam suasana Prapaskah 2020.

Ya, Paskah tahun ini memang sudah mulai dapat dilakukan seperti biasa. Namun dengan jumlah hadirin yang terbatas. Pun demikian acara yang digelar, tak bisa lama-lama lagi. Kalau dulu 1,5-2 jam masih tergolong 'normal' untuk kegiatan insidentil. Sekarang, satu jam saja tak sampai. Hanya berdurasi 45-50 menit.

Kegiatan besar, akbar, yang bisa melibatkan kerumunan massa, sekarang tak bisa lagi diselenggarakan. Bahkan untuk bersalaman, berjabat-tangan pun sudah tak dapat lagi dilakukan. Berganti dengan dekapan dua tangan sendiri yang ditujukan pada orang yang disapa.

Kalau sapanya, masih bisa. Tapi senyumnya jadi tertutup masker. Ya, begitulah, mau tak mau 'era baru' yang wajib dijalani.

Kini, kegiatan Paskah dini hari, seakan mati suri. Pandemi belum akan berakhir dalam jangka waktu yang pendek.

Sekarang, juga tak dapat melihar dan merasakan cerianya anak-anak saat mendapatkan telor Paskah. Beradu cepat dan cerdik mendapatkan telor dan hadiah kejutannya.

Tapi mungkin kalau ada yang wilayahnya relatif 'aman', bisa juga diadakan. Entahlah, tidak bisa lagi keliling ke mana-mana seenaknya. Jadi informasinya juga via media sosial.

Demikianlah 'era baru', yang mau tak mau tetap harus dijalani. Tetapi yang tak pernah berubah adalah warta sukacita Paskah. Kematian-Nya untuk penebusan dosa. Kebangkitan-Nya memberikan pengharapan dan jaminan kehidupan kekal di sorga kelak. Bagi siapa saja yang mau menerima Kabar Baik yang telah diberitakan oleh Yesus Kristus.

Bingkisan telor Paskah dari panitia pada ibadah Paskah di hari Minggu ini (foto: Samsul Hadi dan dok. pribadi)
Bingkisan telor Paskah dari panitia pada ibadah Paskah di hari Minggu ini (foto: Samsul Hadi dan dok. pribadi)
Selamat merayakan hari kebangkitan, hari Minggu Paskah buat Saudara/i yang merayakannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun