Mohon tunggu...
hendra setiawan
hendra setiawan Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar Kehidupan. Penyuka Keindahan (Alam dan Ciptaan).

Merekam keindahan untuk kenangan. Menuliskan harapan buat warisan. Membingkai peristiwa untuk menemukan makna. VERBA VOLANT, SCRIPTA MANENT.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Paskah Dini Hari, Tradisi yang Hilang (1/2)

4 April 2021   16:00 Diperbarui: 4 April 2021   16:06 425
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Paskah Kini 

Saya kurang tahu pasti, apakah pada masa pandemi seperti sekarang ini, kegiatan Paskah dini hari masih memungkinkan ataukah tidak dilaksanakan di desa. Sudah tak mudah untuk 'main-main' (dolan, berkunjung) seperti dulu.

Prosesi lain sepanjang yang diketahui penulis, selain yang tertera di atas, adalah aksi "Jalan Salib" yang turut digelar. Kalau ini bukan cuma di kota, di desa pun juga bisa terlaksana.

Salah satu adegan dalam teatrikal
Salah satu adegan dalam teatrikal
Oh ya, jangan dikira, aksi "teatrikal" ini cuma ada di agama Katolik. Di (Kristen) Protestan pun sama saja sebenarnya. Hanya memang tradisi ini di kalangan Protestan sudah tak begitu nampak lagi alias hilang.

Tapi, pada kurun waktu tahun-tahun belakangan, mulai ada keinginan kembali agar dua denominasi dalam agama Kristen ini bisa "menyatu" kembali. Sebut saja misalnya peringatan hari "Rabu Abu" atau "Minggu Palma". Sekarang diangkat dan dipertegas kembali perayaannya.

Pun demikian dengan peringatan Trihari Suci dalam Pekan Paskah. Kamis Putih, Jumat Agung, Sabtu Suci/Sunyi. Plus Minggu Kebangkitan (Paskah) yang dirayakan hari ini.

Begitu dulu, biar tidak panjang-panjang, berlanjut di bagian kedua: "Paskah di Kota."

 

4 April 2021

Hendra Setiawan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun