Orang Narsis kebanyakan memiliki hubungan personal yang bermasalah. Ia sebenarnya tidak membutuhkan relasi yang lebih dekat, hangat, intim. Ia lebih membutuhkan rasa ingin dikagumi dan dianggap serba lebih, hebat dari orang lain di sekitarnya.
Ekspresi senang, bangga jika hal itu bisa didapatkan. Kalau tidak, reaksinya bisa mudah marah dan agresif (gampang terpengaruh).
Orang PeDe lebih membutuhkan relasi yang baik. Rasa dikagumi bukan yang utama. Maka sikap marah dan agresif, juga jarang dialami.
5. Hubungan Sosial
Orang Narsis merasa lingkungan pergaulan sosial (khususnya dalam hal pertemanan) berada pada dia sebagai pusatnya. Akibatnya ia senang berdebat, mendominasi, merendahkan yang lain. Agar ia tetap dipandang hebat. Tak jarang, orang narsis dipenuhi rasa kecemburuan dan mengundang permusuhan.
Orang PeDe merasa dekat dengan komunitas pertemanannya. Memandang sebaya, setara, menghargai dan bisa bekerjasama.
6. Respon Sukses
Orang Narsis bisa dikatakan sebagai orang yang memiliki rasa iri hati atas keberhasilan orang lain. Ia tidak ingin mendapatkan saingan. Mata orang harus tetap berpusat pada dirinya. Sehingga ada kalanya ia bisa bertindak lebih jauh menjatuhkan si pesaing tadi.
Orang PeDe juga berpotensi iri terhadap kesuksesan orang lain. Tetapi ia tidak akan melakukan 'penyerangan' demi dirinya tetap yang 'terhebat' tanpa sebuah alasan yang jelas dan tepat. Tidak ada kamus yang menyatakan menenggelamkan palor saingan bisa mengangkat kehebatannya.
7. Penghargaan
Terkait dengan poin di atas, orang Pede bisa belajar dari kemampuan orang lain yang mampu melebihi dirinya. Namun, orang Narsis justru melakukan kebalikannya. Ia hanya ingin terlihat lebih berkembang ketimbang orang lain. Tidak mau belajar atau malu jika merasa kalah.