Mohon tunggu...
hendra setiawan
hendra setiawan Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar Kehidupan. Penyuka Keindahan (Alam dan Ciptaan).

Merekam keindahan untuk kenangan. Menuliskan harapan buat warisan. Membingkai peristiwa untuk menemukan makna. VERBA VOLANT, SCRIPTA MANENT.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Overthinking Bisa Membuat Sinting

25 Maret 2021   19:00 Diperbarui: 25 Maret 2021   19:16 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Masuk sini, Mas."

"Iya, Bu. Terima kasih. Di sini saja, ngisis (mendinginkan badan)."

"Bagaimana kabarnya Ibu di rumah? Sehat?

"Ya, begitulah..."

"Ibumu itu sakitnya karena kebanyakan mikir. Apa-apa dipikirkan. Jadinya ya sakit terus begitu. Kayak nenek ini, lho. Pasrah. Sehat. Kalau waktunya dipanggil Tuhan, ya, siap.

Aku sudah paham wataknya ibumu. 

Wis, salam saja biar sehat. Suruh main-main ke sini biar nggak stress di rumah terus..."

 

Overthinking. Ini istilah apa lagi ya sebenarnya? Orang 'endonesa' ini kalau tak pakai bahasa 'enggres' kok sepertinya kurang afdol begitu...

Overthinking. Berpikir lebih. Berarti teliti, dong? Bagus, kan, ya?

Ops, tunggu dulu. Overthinking yang ini ternyata salah satu istilah yang bisa dikatakan sebagai 'penyakit'.  Seperti narasi percakapan riil di atas. Memikirkan saya ini sedang sakit apa? Ya, itulah sakitnya.

Overthinking adalah sebuah istilah untuk perilaku memikirkan segala sesuatu secara berlebihan. Kondisi tersebut bisa dipicu oleh adanya kekhawatiran terhadap sesuatu. Mulai dari persoalan sepele keseharian, masalah besar, hingga trauma di masa lalu. Semua itu dipikirkan secara terus-menerus.

Kebanyakan overthinking dialami oleh wanita ketimbang pria. Hal ini bisa karena faktor biologis atau problem sosial budaya.

Dampak Buruk Overthinking

Memang overthinking bisa dianggap sebagai sikap berhati-hati sebelum mengambil keputusan. Overthinking juga membantu seseorang dalam memahami problematik dari berbagai sudut pandang.

Namun, penyebab dari overthinking sendiri tidak diketahui secara pasti. Sikap terlalu banyak berpikir semacam itu justru cenderung ditunjukkan oleh orang yang mengidap penyakit mental, seperti: 'gangguan kecemasan atau depresi'.

Gangguan kecemasan adalah kondisi yang menyebabkan seseorang merasa terus khawatir dan takut berlebihan dalam menghadapi berbagai situasi sehari-hari. Sementara, depresi adalah gangguan suasana hati yang membuat seseorang terus merasa sedih dan kehilangan minat.

Oleh karena itu, kebiasaan overthinking perlu dikendalikan dengan baik. Sebab tanpa sadar, overthinking juga memiliki pengaruh negatif. Di antaranya:

1. Gangguan aktivitas

Memikirkan sesuatu tanpa ada habisnya, jelas membuat energi jadi ikut terkuras. Tubuh cepat terasa lelah.

Rasa cemas akibat pikiran, membuat otak terus aktif. Pun hingga menjelang masa tidur, jadi terganggu. Gegara overthinking, bisa membuat orang insomnia, tak bisa tidur nyenyak. Mau memejamkan mata, sebentar-sebentar juga terbangun.

2. Performa menurun dalam pengambilan keputusan

Adanya jalan keluar untuk sebuah masalah, tentu akan meringankan beban yang dihadapi. Orang yang mengalami overthinking  justru memikirkan masalahnya, bukan mencari cara mengatasi masalah.

Overthinking membuat orang sulit berkonsentrasi dan tidak terfokus terhadap penyelesaian masalah tadi. Kalaupun membuat keputusan, menjadi tidak tepat alias salah langkah. Dan ini berlanjut pada kesulitan untuk move on (melupakan) terhadap keputusan tadi. Cenderung menyalahkan diri sendiri.

Pada tingkat lebih lanjut, memperburuk cara berkomunikasi dengan orang lain. Pola hubungan komunikasi menjadi tidak stabil, emosional.

3. Emosi tak terkontrol

Inginnya bisa mendapatkan solusi terbaik dengan overthinking, tapi yang keluar adalah emosi yang justru tak terkontrol. Cenderung mudah marah, panik, dan berperilaku di luar yang tak biasa terjadi. Begitulah tanda dan sekaligus dampak negatif orang yang terkena overthinking.

Masalah Serius Overthinking

Overthinking jangan dianggap remeh dan dibiarkan begitu saja. Turunan penyakit lain akan mengintai. Di antaranya adalah:

1. Stres

Paling nampak dari orang overthinking  adalah stres. Hal ini terjadi karena otak terpacu sibuk bekerja memikirkan sesuatu secara berlebihan. Akibatnya, tekanan psikologis menjadi lebih besar.

Alhasil, sistem saraf pusat dalam tubuh akan mengirim sinyal ke kelenjar adrenal dan melepas hormon stres dalam jumlah banyak.

Pada tingkat ini, gejala fisik yang dapat dirasakan adalah sakit kepala, mual, konsentrasi terganggu, detak jantung meningkat, dan napas tergesa-gesa.

2. Gangguan mental

Penyakit mental seperti gangguan kecemasan, depresi, dan serangan panik akan semakin tinggi pada orang yang memiliki tanda-tanda overthinking.

Kalau kondisinya sudah seperti ini, lebih mempersulit upaya pengobatan yang dilakukan. Jangka panjangnya dapat menurunkan kualitas hidup penderitanya.

3. Penyakit penyerta

Karena senantiasa overthinking, maka rasa sakit kepala, demam, nyeri dada, jantung berdebar, sesak napas, hingga tekanan darah tinggi, menjadi penyakit yang mudah datang. Pada kasus yang lebih parah, overthinking bisa meningkatkan risiko terkena diabetes, stroke, dan serangan jantung.

Mengendalikan Overthinking

Agar pikiran dan tubuh tetap sehat, tentu saja hindari overthinking. Kalaupun tak bisa, dalam arti masih terpikirkan masalah yang sama, maka pemikiran tadi yang harus dikendalikan. Perlu mencari tahu pemicu sebenarnya dan mengevaluasinya lebih lanjut.

Masalah bukan untuk dipikirkan, tetapi dicari jalan keluarnya. Kalaupun dalam mengambil keputusan ternyata tidak tepat, tak usah larut dalam mempersalahkan diri dan penyesalan yang berkepanjangan.

Isi dengan aktivitas yang menyenangkan dan bermanfaat, untuk mengalihkan kecenderungan overthinking. Hal-hal yang membuat pikiran tak lagi lari ke arah yang sama. Misalnya dengan menonton film, membaca buku, mendengarkan musik, bernyanyi, atau berolahraga. Kalau perlu, bisa juga melakukan wisata, atau cari humor alias hiburan yang bisa membuat hati riang, pikiran fresh.

 

25 Maret 2021

Hendra Setiawan

*) Artikel sebelumnya: "Overthinking Demi Juara dan Hadiah"

**) Bacaan penunjang:  Alodokter,  Hellosehat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun