Dongeng dan Membaca
Dalam kaitan yang tak langsung, aktivitas berupa dongeng, berimbas pada rasa keingintahuan anak. Mereka bisa melanjutkan pengalaman dari "negeri dongeng" itu dengan cara membaca kisahnya sendiri.
Hal ini tentu saja dapat memperkaya wawasan. Ada kemungkinan yang lebih besar dalam diri anak untuk berpikir dalam perspektif yang lebih luas.
Cerita-cerita tanah air, tentu berbeda plot dengan kisah yang berasal dari benua lain. Misalnya saat saya mendengar kisah "Si Kancil". Lalu pada saat lain mendapatkan cerita klasik "Anak Itik Buruk Rupa" karya sastrawan Denmark, Hans Christian Andersen.
Sama-sama dalam bentuk fabel, cerita dengan tokoh binatang. Sama-sama suka. Ada pesan moral yang juga baik. Dunia imajinasi ini juga terus meningkat.
Membaca juga dapat menambah penbendaharaan kosakata baru. Keterampilan berbahasa tentunya juga akan meningkat. Hal yang bagus jika bisa berlanjut pada dunia tulis-menulis, bukan?
Dongeng sejatinya mampu menumbuhkan daya inspirasi untuk membangun sikap mental dan perilaku yang positif. Dongeng juga memainkan emosi dan cara menemukan problem solving (cara mengatasi persoalan).Â
Kreativitas berpikir yang terus berkembang, tentunya harus tetap berada di jalan yang benar. Bukan mengarah pada tindakan yang menyimpang ke arah yang negatif. Seperti yang dikeluhkan orangtua dalam awal tulisan ini.
Semoga dengan adanya peringatan Hari Dongeng Sedunia, mampu menggiatkan kembali dunia imajinasi yang pernah ada.
21 Maret 2021
Hendra Setiawa