Malam mingguan kemarin, beberapa linimasa media sosial menayangkan ucapan "Selamat Hari Dongeng Sedunia".
Oh, iya, kelupaan. Padahal tanggal ini semestinya juga perlu untuk diperingati. Ya, 20 Maret memang dunia internasional memperingati hari istimewa ini.
Mengapa Ada?
Bagaimanapun juga, dongeng adalah bagian dari sejarah hidup dari manusia itu sendiri. Sejak kecil, sudah pasti orang tua pernah bercerita kepada anak. Tentang apa saja, mulai dari kisah hidup sendiri atau menceritakan kisah yang pernah didengar dari generasi sebelumnya.
Cerita turun-temurun. Bisa jadi itu bentuk dongeng atau dapat juga diistilahkan yang lain. Itu tugas pelajaran tersendiri untuk mengulasnya secara teoritis.
***
Latar belakang dari diadakannya Hari Dongeng Sedunia, tidak terlepas dari sejarah masa yang pernah ada. Pendongeng telah dihormati dan dirayakan dalam budaya di seluruh dunia. Mereka bisa dipandang sebagai pemimpin, guru, penghibur, atau sebutan lain lagi.
Sumber (bacaan 1, bacaan 2, bacaan 3) dari Days of the Year menyebut, pada Abad Pertengahan, pendongeng pengembara terkenal karena membuat senang bangsawan dan petani dengan kisah-kisah menawan mereka. Kisah yang dituturkan itu, sering juga pendongeng ambil dari berbagai tempat dan negara yang mereka lalui.
Dongeng kemudian berkembang tidak hanya menggunakan narasi tutur (lisan), tetapi juga media lain. Misalnya, diketahui orang Aborigin di Australia, menggunakan gambar gua untuk membantu mengingat dongeng. Selain itu, pendongeng juga kerapkali menggunakan lagu, nyanyian, dan tarian untuk membantu ingatan.
***
Hari Dongeng Sedunia secara bertahap berkembang dari waktu ke waktu dan akhirnya dapat menyebar ke seluruh dunia.
Bermula dimulai di Swedia pada tahun 1991-1992, ketika Alla berättares dag (Hari Semua Pendongeng) dirayakan pada saat ekuinoks bulan Maret terjadi. Dan tidak lama kemudian seluruh dunia mengetahuinya.
Pada tahun 1997, pendongeng di Perth, Australia Barat mengoordinasikan adanya Celebration of Story selama lima pekan. Tanggal 20 Maret dipilih sebagai Hari Narator Lisan Internasional.
Pada saat yang sama, di Meksiko dan negara-negara Amerika Latin lainnya pun turut memperingati sebagai Hari Pendongeng Nasional.
Hingga tahun 2002, Hari Dongeng Sedunia telah menyebar ke seluruh bagian Skandinavia lainnya.
Perayaan Hari Dongeng semakin meluas ketika tahun 2007, untuk kali pertama kegiatan mendongeng digelar di tengah keramaian seperti konser yang diadakan di Newfoundland, Kanada.
Setahun setelahnya, Belanda ikut ambil bagian dalam Hari Dongeng Sedunia dengan acara besar yang disebut 'Vertellers in de Aanval'.
Tahun 2009, perayaan hari dongeng dapat dilakukan di enam benua secara bersamaan.
Saat ini Hari Dongeng Sedunia berlangsung setiap tahun dan berpusat pada tema yang berbeda setiap saat, misalnya mimpi, pohon, dan perjalanan.
Tujuan dari Hari Dongeng Sedunia adalah untuk merayakan seni mendongeng lisan, dengan sebanyak mungkin orang di seluruh dunia menceritakan dan mendengarkan cerita dalam bahasa mereka pada hari yang sama.
Time and Date mewartakan, Hari Dongeng Sedunia ini bisa dirayakan dengan berbagai cara. Salah satunya dengan ikut serta berpartisipasi dalam upaya melestarikan dongeng. Caranya dengan bercerita kepada orang-orang terdekat, atau pada keluarga sendiri. Berbagi cerita dan saling menginspirasi.
Dongeng Pertama
Dalam hubungan kekeluargaan tingkat pertama, orang tua langsung bercerita kepada anak, rasanya sudah umum. Tetapi apakah cerita tadi dalam bentuk dongeng, belum tentu juga terjadi.
Dongeng pada saat ini sepertinya sudah jarang lagi diperdengarkan dari orang tua kepada anak. Tidak jauh-jauh, saya sendiri juga mengalami hal ini. Orang pertama yang menceritakan “dongeng” dalam arti sebernarnya adalah nenek. Orang tua, sesekali pernah juga, tapi sudah tak ajeg (rutin). Cerita diri, cerita nyata, malahan yang ada.
Rasanya senang saja waktu kecil mendengar sebuah tuturan cerita. Cerita legendarisnya adalah tentang Si Kancil. Masih banyak yang paham kan dengan cerita ini? Jadi tak usah dituliskan ulang ya... Sudah tahu sama tahu.
Si Kancil Mencuri Ketimun (Kancil Nyolong Timun) atau Si Kancil memperdayai buaya. Klasik kan ini, bahkan ada lagunya. Berkat lagu anak-anak itu, memori masa lalu tak ‘kan terlupa.
Tentunya, cerita atau dongeng punya pesan khusus, pesan terselip. Dongeng mengajarkan nilai moral, nilai etis yang tentu akan kelak mempengaruhi sikap mental dan perilaku anak di masa datang.
Ya, semoga saja dongeng-dongeng warisan leluhur ini ‘tak ‘kan hilang, hanya karena penuturnya sendiri sudah tak mau meneruskannya.
21 Maret 2021
Hendra Setiawan
*) bersambung: Dongeng Klasik Buat Masa Depan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H