Sebuah ulasan dalam jurnal kesehatan Mental Health and Physical Activity tahun 2012 menemukan, jalan kaki bisa membantu mengurangi gejala depresi.
Studi lebih lanjut pada 2007 oleh Universitas Duke, AS, dalam jurnal Psychosomatic Medicine menunjukkan bahwa olahraga sama efektifnya dengan obat antidepresan dalam mengurangi depresi.
6. Memperkuat sendi dan mencegah osteoporosis  dan arthritis (radang sendi)
Berjalan dapat melatih kekuatan sendi, dengan cara meningkatkan kepadatan tulang. Itu pesan utamanya.
Penyakit pada orang yang sudah 'berumur' kebanyakan adalah osteoporosis. Hal ini  disebabkan oleh adanya penipisan tulang sehingga tulang menjadi keropos, rapuh, dan rentan patah. Maka, seperti kata iklan, berjalan kaki dapat membangun dan mempertahankan kesehatan tulang.
Di samping itu, ketika berjalan kaki, serangkaian gerakan dan mobilitas yang dilakukan akan memperlancar aliran darah di seluruh tubuh, serta menguatkan otot dan sendi.
Cairan pada sendi mengandung nutrisi penting untuk menjaga kesehatan sendi. Cairan ini akan terus berproduksi selama orang aktif menggerakkan bagian tubuh, terutama kaki.
Jika seseorang jarang berjalan kaki, maka cairan pada sendi juga tidak akan banyak terproduksi. Itulah sebabnya maka kualitas sendi dapat berkurang.
7. Meminimalkan risiko serangan stroke dan melawan kanker Â
Berjalan kaki secara tak langsung dapat pula mengurangi risiko kemungkinan terkena stroke, radang sendi, serta beberapa jenis kanker. Â Hal ini dapat terjadi jika jalan kaki dilakukan setidaknya 5 kali dalam seminggu, dengan waktu 30 menit setiap sesinya.
Studi dalam jurnal Medical Journal of Australia menemukan, orang yang jalan kaki hingga 8.800 langkah per hari, rata-rata menghabiskan waktu lebih sedikit di rumah sakit hingga 30 persen, dibanding orang dengan jumlah langkah kaki setengahnya.