Ya, K-reward  dari Kompasiana ini hanyalah sekadar contoh kecil cara memberikan "penghargaan" kepada diri sendiri. Hal itu sekaligus juga terkait dengan bentuk "pengharapan" dari para kompasianer.
Fakta Mengejutkan
Kemarin (11/3), akun resmi Kompasiana  menurunkan artikel yang lumayan membuat jantung berdegup. Tulisan berjudul Bersama Kita Jaga Kompasiana Menjadi Rumah yang Sehat, pada 3 deret paragraf awal mengemukakan fakta antara lain:
- Tahun 2020, ada 211.359 tayangan konten, dari total lebih dari 2 juta sejak peluncuran perdana 12 tahun silam.
- Sebanyak 16 persennya atau 33.000 dihapus dari penayangan.
- Ada 700 konten masuk dalam kategori pelanggaran berat  (mendiskreditkan pribadi/institusi, mempertentangkan SARA, melakukan penghasutan, melanggar hukum/ilegal, sehingga berpotensi tinggi menerima gugatan hukum dari pihak yang dirugikan).
Waduh, ternyata ada juga ya yang demikian. Pada satu sisi, kompasianer ada yang 'berebut' mendapatkan tiket K-reward. Tapi di sisi lain ada yang bermain di luar jalur.
Kalau informasi ini diturunkan, alias dibuka ke publik, memang sepertinya ada "sesuatu" yang dianggap sedang bermasalah dan ingin dikembalikan pada rel yang benar.
Ya, semoga saja dengan keterbukaan ini semua, ke depan, niat baik bersama untuk saling berbagi (informasi dan pengetahuan) dan memberi isnpirasi, tetap menjadi ajang "self reward". Penghargaan kepada diri sendiri melalui penayangan tulisan yang cerdas dan bernas.
Menanggapi apapun, boleh kritis tapi tidak secara sadis. Beropini dengan santun walau marahnya minta ampun. Bukankah dengan begitu, pembaca juga bisa menilai seperti apa karakter orang yang menyajikannya. Menghargai diri sendiri lewat karya tulis yang dibuatnya, juga termasuk kategori "self reward". Bukankah begitu?
12 Maret 2021
Hendra Setiawan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H