Mohon tunggu...
hendra setiawan
hendra setiawan Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar Kehidupan. Penyuka Keindahan (Alam dan Ciptaan).

Merekam keindahan untuk kenangan. Menuliskan harapan buat warisan. Membingkai peristiwa untuk menemukan makna. VERBA VOLANT, SCRIPTA MANENT.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Biola Sang Maestro

9 Maret 2021   18:30 Diperbarui: 9 Maret 2021   18:45 385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Makam dan museum WR Supratman di Surabaya (dok. pribadi)

Hari ini, 9 Maret, ditetapkan oleh pemerintah sebagai Hari Musik Nasional. Pemilihan tanggal ini didasarkan pada kelahiran Wage Rudolf Soepratman pada tahun 1903 di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Atau lokasi lebih spesifik di Dusun Trembelang, Desa Somongari, Kecamatan Kaligesing.

Sebagai catatan, tanggal kelahiran ini sebenarnya masih diperdebatkan. Walaupun sama-sama berada pada pasaran Wage, namun pernyataan pihak keluarga, yang diperkuat keputusan Pengadilan Negeri Purworejo pada 29 Maret 2007, menyatakan tanggal yang benar adalah 19 Maret.

WR Supratman adalah pahlawan nasional, penggubah lagu kebangsaan Indonesia Raya. Lagu ini sendiri diciptakan pada tahhun 1924 saat ia berada di Bandung. Saat itu usianya 21 tahun.

Lagu patriotik itu diperdengarkan kali pertama untuk umum saat malam penutupan Kongres Pemuda II  pada 28 Oktober 1928. Sebuah peristiwa bersejarah yang melahirkan Sumpah Pemuda.

Namun berhubung situasi dan kondisi kala itu, yang diperdengarkan kepada khalayak hanya secara instrumental semata. Melalui alat musik biola, lagu karya anak ketujuh dari sembilan bersaudara pasangan Djoemeno Senen Sastrosoehardjo dan Siti Senen ini mulai populer di kalangan pergerakan.

Lagu lain yang juga populer ciptaan WR Supratman adalah Ibu Kartini. Sedangkan karya ciptanya terakhir berjudul "Matahari Terbit", hadir pada awal Agustus 1938. Saat itu WR Supratman sudah tinggal di Surabaya (sebelumya pernah berada di Bandung, Jakarta, Makasar) bersama kakak pertama, Roekiyem Soepratijah. 

Ketika sedang memperdengarkan lagu tersebut di radio NIROM yang berlokasi di Jalan Embong Malang (cikal bakal RRI), ia kemudian ditangkap dan ditahan di penjara Kalisosok, Surabaya. Tak berapa lama, karena sakit, 17 Agustus 1938 ia menghembuskan nafas terakhirnya.

Atas jasanya, WR Supratman dianugerahi gelar Pahlawan Nasional oleh pemerintah Indonesia dan Bintang Maha Putera Utama kelas III pada tahun 1971.

Napak Tilas Makam Makam WR Supratman

Tak lengkap dan kurang afdol rasanya jika ke Surabaya tak mengunjungi dua lokasi yang letaknya hanya berjarak 1,5 km ini. Tempat bersejarah pada akhir hayat sang maestro.

Sesuai urutan jalan yang searah, yang pertama singgah dulu ke makam WR Supratman di Jalan Kenjeran. Lokasi makam tunggal berjoglo ini cukup luas dan terlihat asri karena banyak tanaman. Ada patung WR Supratman setinggi 2 meter yang sedang memainkan biola dengan latar belakang gubahan lirik lagu Indonesia Raya.

Semula, makam WR Supratman berada di kompleks pemakaman umum Rangkah yang berada di seberang jalan makam ini. Sekitar tahun 1960, atas permintaan keluarga dan dukungan pemerintah, dipindahkanlah kerangkanya ke tempat yang dulunya masih berupa tanah kosong.

Sebelum datangnya masa pandemi seperti sekarang ini, makam WR Supratman banyak dikunjungi oleh peziarah atau wisatawan. Termasuk juga oleh kerabat sendiri yang jauh dari luar kota.

Berhubung biola seolah menjadi trademark, kalau berkunjung ke tempat ini, maka mulai pintu utama pagar masuk dan bentuk makamnya sendiri ornamennya berbentuk biola.

foto: Michelle Alda Gunawan/detiknews
foto: Michelle Alda Gunawan/detiknews
 Museum WR Supratman

Kado hari Pahlawan 2018, Walikota Surabaya Tri  Rismaharini meresmikan museum yang lokasinya berada di tengah kampung Jalan Mangga 21. Lokasi ini sebenarnya gampang ditempuh. Sebut saja nama stadion lama kebanggaan Arek Suroboyo, Gelora Tambaksari atau nama resminya Stadion 10 November.

Lokasi museum berada di seberang stadion ini. Di bagian belakang dari Taman yang bernama sama (dulu bernama Taman Mundu) arah sebelah kanan jalan. Ada papan penunjuk yang dibuat untuk memudahkan pengunjung yang datang.

Tujuan pengalihfungsian rumah tinggal terakhir WR Supratman ini museum itu adalah sebagai tanda apresiasi bagi para pahlawan yang pernah mewarnai sejarah perjuangan bangsa di Surabaya.

Koleksi yang ada di rumah kecil ukuran 5 x 10 meter dengan desain arsitektur kuno ini kebanyakan adalah foto memoribilia sumbangan dari keluarga. Di samping berbagai barang yang berkaitan dan punya nilai histori dengan WR Supratman.

Di antaranya terdapat foto kenangan WR Supratman pada masa mudanya, saudaranya dan kedua orang tua. Lalu ada replika biola, setelan baju jas serta pecahan uang Rp 50 ribu yang pernah menjadi alat tukar bergambar WR Supratman (1991). Tak ketinggalan juga naskah asli lagu Indonesia Raya, perangko bergambar dirinya, serta peta Jawa Timur dengan keterangan kota mana yang memakai nama WR Soepratman sebagai nama jalan.

copy-of-maestro-3-60475093d541df13f4238312.jpg
copy-of-maestro-3-60475093d541df13f4238312.jpg
 

Soal nama jalan sendiri, nama WR Supratman berada di daerah sekitaran jalur protokal jalan Darmo. Ada kompleks nama jalan pahlawan di sekitar itu, seperti Diponegoro, dr. Soetomo, M.H. Tamrin, Untung Suropati, Trunijoyo, R.A. Kartini, Teuku Umar, Cokroaminoto, dan sebagainya.

Pembangunan museum sejarah ini membutuhkan waktu selama 4 tahun. Mulai dari membuat literasi dan data mengenai WR Supratman. Tidak saja dari Purworejo, juga ke Museum Nasiona Jakarta. 

Sebenarnya jika tidak ada pandemi, museum ini dapat diakses masuk setiap hari mulai pagi hingga sore, kecuali hari Senin. Free alias gratis. Upaya Pemkot yang jempolan, dengan berbagai museum sejarah yang dikelolanya.

Selamat merayakan hari musik Indonesia. Selamat belajar dan menghargai sejarah bangsa...

 

9 Maret 2020, Hari Musik Indonesia

 Hendra Setiawan

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun