Semula, makam WR Supratman berada di kompleks pemakaman umum Rangkah yang berada di seberang jalan makam ini. Sekitar tahun 1960, atas permintaan keluarga dan dukungan pemerintah, dipindahkanlah kerangkanya ke tempat yang dulunya masih berupa tanah kosong.
Sebelum datangnya masa pandemi seperti sekarang ini, makam WR Supratman banyak dikunjungi oleh peziarah atau wisatawan. Termasuk juga oleh kerabat sendiri yang jauh dari luar kota.
Berhubung biola seolah menjadi trademark, kalau berkunjung ke tempat ini, maka mulai pintu utama pagar masuk dan bentuk makamnya sendiri ornamennya berbentuk biola.
Kado hari Pahlawan 2018, Walikota Surabaya Tri  Rismaharini meresmikan museum yang lokasinya berada di tengah kampung Jalan Mangga 21. Lokasi ini sebenarnya gampang ditempuh. Sebut saja nama stadion lama kebanggaan Arek Suroboyo, Gelora Tambaksari atau nama resminya Stadion 10 November.
Lokasi museum berada di seberang stadion ini. Di bagian belakang dari Taman yang bernama sama (dulu bernama Taman Mundu) arah sebelah kanan jalan. Ada papan penunjuk yang dibuat untuk memudahkan pengunjung yang datang.
Tujuan pengalihfungsian rumah tinggal terakhir WR Supratman ini museum itu adalah sebagai tanda apresiasi bagi para pahlawan yang pernah mewarnai sejarah perjuangan bangsa di Surabaya.
Koleksi yang ada di rumah kecil ukuran 5 x 10 meter dengan desain arsitektur kuno ini kebanyakan adalah foto memoribilia sumbangan dari keluarga. Di samping berbagai barang yang berkaitan dan punya nilai histori dengan WR Supratman.
Di antaranya terdapat foto kenangan WR Supratman pada masa mudanya, saudaranya dan kedua orang tua. Lalu ada replika biola, setelan baju jas serta pecahan uang Rp 50 ribu yang pernah menjadi alat tukar bergambar WR Supratman (1991). Tak ketinggalan juga naskah asli lagu Indonesia Raya, perangko bergambar dirinya, serta peta Jawa Timur dengan keterangan kota mana yang memakai nama WR Soepratman sebagai nama jalan.
Soal nama jalan sendiri, nama WR Supratman berada di daerah sekitaran jalur protokal jalan Darmo. Ada kompleks nama jalan pahlawan di sekitar itu, seperti Diponegoro, dr. Soetomo, M.H. Tamrin, Untung Suropati, Trunijoyo, R.A. Kartini, Teuku Umar, Cokroaminoto, dan sebagainya.