Mohon tunggu...
hendra setiawan
hendra setiawan Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar Kehidupan. Penyuka Keindahan (Alam dan Ciptaan).

Merekam keindahan untuk kenangan. Menuliskan harapan buat warisan. Membingkai peristiwa untuk menemukan makna. VERBA VOLANT, SCRIPTA MANENT.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Habis Cantik, Sudah Itu Dilupa

8 Maret 2021   17:50 Diperbarui: 8 Maret 2021   18:33 628
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkap layar Kompas TV dan pikiran-rakyat.com

Setali tiga uang, judul itu seperti  juga peribahasa habis manis, sepah dibuang. Makhluk cantik bernama perempuan seringkali cepat menjadi viral. Keterkenalannya secara mendadak. Singkat semata, sebanding dengan masa jayanya. Apalagi jika viralnya itu semata-mata berkaitan dengan bodi, postur, wajah atau hal hal fisik lain yang terkait dengan sosok perempuan.

Berbeda dengan perempuan yang berkarya, berjuang dalam usahanya sejak bertahun-tahun lamanya. Keterkenalannya di masa sekarang, dipuja dan dikagumi berkat keuletannya dan kerja kerasnya. Viralnya dia karena karya yang tengah digelutinya.

Mendadak viral, barangkali begitu kesan yang bisa disajikan dalam pemberitaan. Sudah berapa kali dan berapa banyak viral yang terjadi hanya gegara perempuan cantik. Mulai dari profesi pengamanan seperti polisi, satpam, pengawal kepresidenan. Begitu fotonya menyebar lewat media massa atau jalur online, wah... ramainya luar biasa. Pujian atas kecantikannya begitu melangit.

Begitupun misalnya profesi kasir, penjaga toko, penjual nasi, dan berbagai hal lain. Ataupun seseorang yang terabadikan dalam suatu peristiwa, misalnya korban banjir. Tak peduli siapa dia, bisa mendadak terkenal. Cepat menyebar kabarnya, dari satu platform media ke bentuk yang lain. Tetapi kejadian tersebut cepat pula menghilangnya.

Tangkap layar suara.com dan grid.id
Tangkap layar suara.com dan grid.id
Fenomena apa yang mendasarinya? Apakah hanya karena postur, rupa yang indah semata? Sekadar eye catching bak fotomodel atau camera face  yang jadi panutan dalam pemberitaan media?

Tidak dimungkiri, ada aktor lain dari keterkenalan mereka. Siapa lagi kalau bukan andil lelaki? Secara umum mereka termasuk makhluk yang suka berpetualang secara visual. Tapi bukan berarti lawan jenisnya tidak demikian. Sama saja, hanya secara porsi tidak banyak.

Mengkritisi secara adil dan berimbang, tentu akan lebih baik. Namun, berhubung hari ini, 8 Maret, diperingati sebagai Hari Perempuan Internasional, tak ada salahnya jika mengupas dari sisi perempuan itu sendiri.

***

Ada banyak pertarungan wacana pada sisi perempuan. Eksistensi mereka kadang disadari oleh yang bersangkutan. “Saya sudah ‘dilabeli dan dibeli’ secara fisik semata”.

Tetapi yang terjadi:  posisi diam, dan seolah berbangga atas popularitas tersebut. “Ini, lho, saya...”

Padahal popularitas dengan embel-embel (predikat) “cantik” jelas tidak menunjukkan sikap profesionalitas. Tentu, pernyataan ini bisa juga mengandung pro dan kontra. “Toh, bukankah yang sedap dipandang itu lebih enak untuk dinikmati?”

Ya, benar juga... Siapa yang tertarik jika tampilan secara visual hanya ala kadarnya; standar dan biasa saja. “Tapi, itu seolah-olah menunjukkan modal setor tampang doang. Justru soal kelebihan lain, potensi itu jadi tertutupi.”

Lebay (kenakak-kanakan)-lah yang mengatakan seseorang itu cantik atau tidak. Itu suka-sukanya orang yang memberi judul. “Cantik itu bukan talenta. Umurnya tak akan lama. Dia hanya beruntung tertangkap kamera.”

Tangkap layar banjarmasinpost,co,id dan lintaswarta.id
Tangkap layar banjarmasinpost,co,id dan lintaswarta.id
Perempuan cantik itu anugerah. Memosisikan unsur cantiknya, bukan perempuannya dalam sebuah karya, sama artinya membuatnya dalam posisi yang terluka. Ia hanya dipandang sebagai objek pemuas, bukan subjek yang semestinya berada dalam posisi yang tepat dan layak untuk dihargai.

 

8 Maret 2021

Hendra Setiawan

*) Sebelumnya: Mengapresiasi Perjuangan Kaum Perempuan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun