Mohon tunggu...
hendra setiawan
hendra setiawan Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar Kehidupan. Penyuka Keindahan (Alam dan Ciptaan).

Merekam keindahan untuk kenangan. Menuliskan harapan buat warisan. Membingkai peristiwa untuk menemukan makna. VERBA VOLANT, SCRIPTA MANENT.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Walau Aneh, Berilah Hadiah Buat Diri Sendiri

6 Maret 2021   17:01 Diperbarui: 6 Maret 2021   17:07 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memberi pujian atau penghargaan kepada orang lain, itu sudah biasa. Terlalu jamak di manapun adanya.

Apalagi jika orang tersebut berprestasi, membanggakan. Apresiasi tinggi diberikan kepada mereka. Bahkan kenal atau tidak, ucapan selamat atas penghargaan itu bisa datang seperti air yang mengalir.

Memberi penghargaan atas jasa seseorang, itu barangkali juga bukan berita baru. Sebut saja misalnya tukang becak atau pengemudi taksi diberi penghargaan karena kejujurannya mengembalikan dompet atau tas penumpangnya yang ketinggalan.

Polisi memberi penghargaan kepada warga karena jasanya menggagalkan aksi perampokan. Perusahaan jasa angkutan angkutan umum massal (kereta api, maskapai penerbangan) memberikan penghargaan kepada pegawai kontrak dengan mengangkatnya menjadi karyawan tetap karena jasanya menyelamatkan pengguna jasa dari bahaya maut.

Cerita-cerita seperti itu sudah dianggap wajar dan sepertinya biasa. Tak ada lagi kesan surprise (kejutan). Walau tak terlibat di dalamnya, sebagai penonton, jadi jamak juga bisa ikut tersenyum dan terharu menyaksikan pemandangan ini.

Menghargai Diri Sendiri

Nah, bagaimana jika penghargaan itu diberikan kepada diri sendiri? Wah, senang juga tentunya. Kerja keras atau karya kita juga diapresiasi oleh orang atau lembaga lain. Naik gengsi jadinya.

Tetapi bagaimana jika penghargaan itu diberikan oleh dan kepada diri sendiri? Bukan oleh seseorang atau siapapun di luar sana. Diri sendiri menghargai dirinya sendiri.

Hmm, agak aneh rasanya, tetapi itu kadang juga perlu dilakukan.

1. Bukan Narsis

Memberi penghargaan pada orang lain saja, bisa. Mengapa untuk diri sendiri, tidak bisa atau tidak boleh? Sah-sah saja sebenarnya.

Self reward, penghargaan buat diri sendiri, ini perlu dilakukan sebagai upaya untuk memotivasi, membangun semangat dan kepercayaan pribadi. Karena siapa lagi yang bisa membangkitkan spirit ini kalau bukan dari dalam pribadi orang yang menjalaninya.

Self reward ini tentu bukan dalam arti narsistik. Menonjolkan ego pribadi, sesuka-sukanya, semau-maunya. Tapi ada harapan yang dibangun dengan memberikan penghargaan atas diri sendiri.

2. Hadiah Kegembiraan 

Memberi penghargaan atas diri sendiri bisa dilakukan melalui beragam cara. Salah satunya adalah dengan memberikan kesenangan diri secara seimbang, baik secara jiwa dan raga.

Secara kejiwaan, tentunya dengan cara mengucap syukur. Kepada siapa? Paling tinggi, tentu biasanya kepada Sang Mahakuasa. Bersyukur tentang hal-hal yang sudah, sedang, dan akan terjadi.

Hal ini akan memberikan ketenangan dan ketenteraman pada batin. Siap menerima kenyataan apapun yang terjadi. Dengan begitu, tak ada beban yang mengganjal di hati.

Secara ragawi, tentu dengan memberi asupan bergizi buat tubuh. Tubuh yang sehat, pikirannya juga jernih. Sama juga seperti kata yang umum terdengar, "Mensana in corpore sano."

Mau apa lagi? Usaha, dan karya, dan hasil kerja keras perlu untuk dirayakan. Perayaan sebagai bentuk penghargaan. Penghargaan kepada diri sendiri. Memang siapa lagi, masa menunggu orang lain?

3. Sehatlah Badannya, Senanglah Jiwanya

Cukup dengan bersenang-senang, membahagiakan hati, bisa memberikan energi yang positif. Energi positif yang kelak juga bisa menular kepada orang-orang di sekitar kita.

Bersenang-senang dengan menjalankan hobi, juga dapat menjadi bentuk penghargaan atas diri sendiri.

Namanya saja hobi, lekat dengan aktivitas yang menyenangkan dan menggembirakan. Apapun kalau dilakukan sesuai dengan kesenangan, tak ada yang bisa mengalahkan.

Hobi jalan-jalan, bersepeda, wisata, berkebun, dengar musik, nonton film, membaca dan menulis, memasak, menyanyi, dan rupa lain-lainnya. Jikalau itu semua dapat dilakukan dengan cara memberikan waktu khusua agar bisa rutin dilakukan, wow... alangkah senangnya!

Prinsipnya, melakukan self reward itu tidak salah. Bahkan menguntungkan buat diri sendiri. Kebaikan yang dihasilkan pada diri sendiri, toh ke depannya akan berputar mengalir kepada orang lain.  Nah, yang orang lain lakukan sama seperti kita (punya energi positif), suatu saat juga dapat kembali menular kepada kita. Saling mempengaruhi.

Selamat bersukaria, hai jiwaku...

6 Maret 2021

Hendra Setiawan

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun