Tetapi, untuk sebuah kalimat perintah, ada perbedaan juga. Kalau secara penuturan halus ditambahkan awalan "ndang" (dari penggalan tandang atau berbuat). Â Artinya "Ayo!". Â
Jadi kalau berkata, "Ayo mandi," maka dalam bahasa Jawanya, "Ayo adus" atau "Ndang adus".
Sementara kalau penuturan yang lebih tegas atau sebuah perintah, memakai akhiran "o". Artinya cepatlah, segeralah. Jadi, penggunaan katanya, "Adus'o!" artinya: Â mandi-lah, segeralah mandi, ayo cepat mandi. Huruf "U" menjadi normal kembali pembacaannya.
Tapi, kalau bertemu orang yang baru dikenal, jangan gunakan kata-kata gabungan bersamaan dalam dua contoh di atas. Kecuali kawan akrab, tak masalah. Sebab kalau tidak, bisa menjadi perang Baratayudha, hehe...
"Adus'o, dus... (segeralah mandi, kambing, bau-mu itu...)"
21 Februari 2021 Â Â Â Â Â
Hendra Setiawan
*) ditulis dalam rangka Hari Bahasa Ibu Internasional, 21 Februari 2021
Sebelumnya: Bahasa Ibu dan Pendidikan Karakter
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H