Mohon tunggu...
hendra setiawan
hendra setiawan Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar Kehidupan. Penyuka Keindahan (Alam dan Ciptaan).

Merekam keindahan untuk kenangan. Menuliskan harapan buat warisan. Membingkai peristiwa untuk menemukan makna. VERBA VOLANT, SCRIPTA MANENT.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Karma Baik Itu Datangnya Hari Ini

16 Februari 2021   17:00 Diperbarui: 16 Februari 2021   17:05 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karma menurut pengertian kamus mempunyai dua arti, yaitu: (1) perbuatan manusia ketika hidup di dunia dan (2) hukum sebab-akibat.

Karma menurut pengertian agama berbeda lagi, walaupun secara prinsip ada juga yang mirip dengan pengertian di atas. Namun, barangkali tidak 100 persen sama persis secara pemahaman iman.

Sebab ada pula yang tidak mengenal istilah "karma" itu dalam konsepsi keagamaan. Tapi mMungkin beda kosakata saja. Seperti misalnya, kata "Nasib, Takdir" atauu "Hukum Tabur Tuai".

Nah, dalam konteks tulisan ini, lebih mengarah pada arti kedua; hukum sebab-akibatnya. Misalnya, kalau orang melakukan kebaikan, niscaya ia juga akan dibalas dengan kebaikan 

Maka, kalau ada istilah "Sweet Karma" bisa diartikan sebagai: karma baik, karma indah, karma yang manis.

Pelajaran Bahasa yang Susah, Kini Malah Ditekuni

Dulu waktu SMP, pelajaran Bahasa Indonesia, ketika membahas tema penggunaan SPOK (Subjek, Predikat, Objek, Keterangan) dalam sebuah tata kalimat, rasanya ingin segera berlalu saja. Susah amat, padahal ini bahasanya sendiri.

Soal "S-P-K" nya masih bisa memahami. Itu soal yang masih mudah. Lha, kena "O" kok malah jadi rumit dalam menangkap atau mencerna pelajaran ini. Pelajaran "Objek" ternyata tidak tunggal. Ada bermacam-macam istilah yang dipergunakan. Ada objek penderita (O1), objek penyerta (O2), objek pelaku (O3), dan objek berperangkai (O4).

"Rasanya jadi bodoh memahami pengertian ini," wkwkwk....

Kalau soal rumus kimia molekul O2 (oksigen), H2O (air), NaCl (natrium klorida) masih bisa memahami. Singkatan-singkatan dan namanya masih bisa dihafalkan dan dilogikan. Lha iniada istilah O1, O2, O3, O4. Malah membuat bingung...

***

Menyimak masa belajar kala itu, justru karena tidak suka maka sampai hari ini jadi teringat. Apakah ini yang dinamakan "Sweet karma"? Entahlah, hehe...

Nah, ketika naik jenjang ke tingkat SMA, sama juga ada persoalan dengan pelajaran Bahasa Indonesia. Tapi bukan SPOK lagi. Sudah lewat masa lalu yang membingungkan itu. Namun ini lebih banyak ke praktik menulisnya.

Salah satu topik pelajaran adalah mengarang bebas. Cerita pendek sebenarnya tugas yang diberikan waktu itu. Tapi karena tak terbiasa dan menulis yang membutuhkan imajinasi bukan bakat atau hobi, jadinya ya susah.

Butuh waktu berhari-hari lamanya. Juga berapa lembar kertas dan tinta terbuang karena tulisannya yang gagal fokus. Ganti lagi, ganti lagi. Macet dan buntu. Tak bisa mengeluarkan ide cerita dan penulisan.

***

Tapi, sekarang mengapa jua akhirnya bisa 'nyantol' di profesi yang berkaitan dengan dunia kepenulisan?

"Sweet karma," haha...

Entahlah... Kecelakaan yang membawa berkah. "Blessing in disguise," kata wong Londo.

Bermula dari ketidaksengajaan semata. Iseng-iseng buat artikel, dikirimkan ke majalah (internal organisasi). Ehh, ... dimuat oleh redaksinya. Wah, senang sekali. Apalagi setelah itu dapat kabar ternyata ada honornya. Lumayanlah, bisa dapat semangkok bakso atau sepiring gado-gado. Masih ada sisanya... Lebih tinggi dari nulis media online saat ini yang rata-rata dihitung per-klik tayangan. Ops... Maaf... :)

***

Hanya pesan singkat saja buat penutup tulisan ini. Jika sudah terlanjur 'nyemplung', kepalang basah. Tetaplah untuk menulis yang "baik". Meskipun itu dibayar atau sekadar menyalurkan uneg-uneg, gagasan, ide semata. Mendapatkan honor atau tidak dari tulisan yang ditayangkan. Sebab itu semua juga akan membantu meningkatkan kualitas karya.

Dan "baik-baiklah" juga untuk tetap menulis. Walaupun terkadang bisa dinilai rugi secara waktu, tenaga, pikiran dalam  menulis karya tema bebas semacam ini. Tapi setidaknya, karya yang sudah terpublikasi ini, selamanya tidak akan pernah hilang dalam sejarah hidup.

16 Februari 2021

Hendra Setiawan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun