Siapa yang terimbas kalau sudah terjadi bencana itu? Tetap saja kembali pada masyarakat yang tinggal di bawah aliran air tersebut. Sisa-sisa kayu tua yang lapuk, tanaman-tanaman pangan yang perakarannya lunak, pun tanah dan bebatuan yang tersisa. Semua itu gampang tergerus air. Makin lama tetesan air itu membesar, dan jadilah banjir bandang. Longsornya tanah, jelas menjadi barang ikutan. Jelas bisa diprediksi, dikalkulasikan simulasi kebencanaan ini.
Nah, siapapun sekarang yang mencoba bermain di air keruh dengan membawa ayat-ayat suci, menafsir seenak udel-nya sendiri, lalu men-share ke media sosial, jelas ini juga biang bencana kemanusiaan. Bukannya mengajak orang berempati, atau mininal untuk refleksi iman, malah hendak mengail di air keruh.
Maksud dan tujuannya apa? Mengajak follower untuk tambah pinter atau justru malah keblinger? Bukannya membantu mencerdaskan tapi malah menjerumuskan.
Lha kalau follower-nya lagi-lagi membagikan postingan tersebut, ditambah lagi dengan kata-katanya sendiri biar tambah suippp, berapa banyak lagi yang ikutan terjerumus dalam lembah sesat?
Memberi Efek Jera
Beruntung sebelum tambah marak, takut untuk dilaporkan pada pihak berwajib, atau ada alasan lain, postingan bermasalah tersebut akhirnya  dihapus. Tapi jejak digitalnya masih tersimpan di warganet lain.
Jadi sudah aman? Ya, bisa jadi sementara waktu. Tapi buat yang lain-lain yang melakukan secara jelas bercanda dalam bencana, apalagi membawa nama agama, tiada ampun lagi. Biar ada efek jera buat yang lain. Ini situasi berduka massal, tak elok melakukan dark jokes (bercanda atas nama derita).
Lain soal tentang memaafkan yang salah atas sebuah perbuatan, itu baik. Tapi meminjam  pemahaman atau istilah "rekonsiliasi, mengampuni, tapi tidak berarti membiarkan kesalahan terjadi", itu jauh lebih baik. Artinya biarpun pe-maaf-an terjadi tapi proses hukum tetap berjalan. Selain memberi efek jera, keadilan sosial  ditegakkan.
20-01-2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H