Mohon tunggu...
hendra setiawan
hendra setiawan Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar Kehidupan. Penyuka Keindahan (Alam dan Ciptaan).

Merekam keindahan untuk kenangan. Menuliskan harapan buat warisan. Membingkai peristiwa untuk menemukan makna. VERBA VOLANT, SCRIPTA MANENT.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Bertanam Pohon, Berbagi Antar Ciptaan

22 November 2020   15:00 Diperbarui: 22 November 2020   15:05 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika pada 5 November lalu diperingati sebagai Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional, maka pada tanggal  21 November ada peringatan Hari Pohon Sedunia. Masih terkait keduanya, nanti pada 28 November, ada lagi yang namanya Hari Menanam Pohon Indonesia.

Menyambung karya sebelumnya di kanal ini tentang pohon berbunga (simak di sini), kini kita akan melihat manfaat lain dari pepohonan. 

Burung yang berkicau di sekitaran kita, apalagi yang tinggal di perkotaan besar, sudah amat jarang terdengar. Adanya di daerah pinggiran yang masih tidak padat penduduk. Ditambah faktor lingkungan yang mendukung. Artinya, daerah tersebut juga masih banyak tetumbuhan atau pepohonan.

Memang sih sering mendengar suara burung ini dari halaman rumah. Tetapi bagaimana cara burung itu menghasilkan suara, ternyata baru tahu ada tekniknya sendiri. Ah, beruntung, bisa mengabadikannya. Soalnya kawanan ini gampang menghilang jika didekati manusia. Silakan menonton di tautan yang telah tersedia dalam materi ini.

Awal Mula Peringatan dan Tujuan

Penetapan tanggal  5 November sebagai Hari Pohon Sedunia alias World Tree Day, dipilih untuk menghormati jasa Julius Sterling Morton (1872), seorang pecinta alam asal Amerika. Ia begitu gigihnya mengkampanyekan gerakan menanam pohon dan perlindungan hutan.

Tujuan peringatan ini sendiri adalah untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pohon bagi kehidupan makhluk hidup lainnya. Selain itu juga sebagai kampanye untuk mengurangi dampak pemanasan global, mencegah kerusakan alam,  dan membuat iklim mikro yang lebih baik.

Mengapa begitu? Sebab pepohonan dapat menyerap gas karbon dioksida di udara yang berbahaya bagi manusia dan bumi. Jika kadar karbon dioksida semakin banyak, maka bumi akan mengalami pemanasan global.

Di lingkungan perkotaan, kehadiran  pohon-pohon yang ditanam, ternyata juga mampu menyelamatkan rata-rata satu kehidupan per tahun karena kemampuannya membersihkan udara.

Keistimewaan lain dengan adanya pepohonan, keberadaan air bisa dijaga lebih baik. Air yang tersimpan di dalam tanah menjadi tidak cepat menguap, Dengan demikian, pasokan cadangan air bersih bisa tetap terjaga.

Ada fakta unik bahwa sebatang pohon yang hanya membutuhkan 15 galon air untuk bertahan hidup setiap minggunya, ternyata bisa membantu menghasilkan 200-450 galon air per hari. Wow, hebat sekali...

Apa yang Bisa Dilakukan?

Yuk, sedari dini ajarkan pengetahuan ini pada anak-anak. Supaya pemanasan global di bumi jangan diabaikan dan dibiarkan begitu saja. Pupuk kepedulian terhadap lingkungan dengan cara salah satunya menanam pohon.

Jika pepohonan ini sudah besar, yang menikmati juga bukan kita semata, tapi banyak orang. Berbagi bukan untuk diri sendiri saat ini, tapi buat generasi yang akan datang.

Pepohonan yang asri dan rindang tentu menghasilkan keteduhan dan kesegaran alami. Selain itu, jika pepohonan itu disukai kawanan burung, bukankah itu juga berbagi kepada sesama makhluk ciptaan.

Suara burung yang alami berbeda dengan yang dalam kurungan. Kemerduan dan keindahannya mungkin sebagai pengingat supaya bisa saling berterima kasih dan bersyukur kepada Sang Pencipta.

Selamat menikmati hari libur di hari Minggu ini. Salam bahagia.... :)

Hendra Setiawan

21 November 2020 (Hari Pohon Sedunia)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun