Dengan pemberian judul yang berbeda, maka secara kronologis pemahaman dan pemaknaan juga akan berbeda. Tengoklah, mengapa hari raya Natal tak disebut dengan kelahiran Isa Almasih, tapi Yesus Kristus?!
Mengapa penyebutan "subjek" jadi berubah kala peringatan wafat dan kenaikan-Nya? So, mungkin hanya pembuatnya saja yang tahu... Ketidaktegasan ini tentu membuatnya jadi rancu.
Bermasalah? Jelas! Lha wong dalam pemahaman iman Kristen, keseluruhan peristiwa yang dialami Yesus itu kok yang menjadi titik tolak dalam penyusunan kalender gerejawi. Mulai dari Natal sebagai titik awal, hingga Paskah sebagai sentral perayaan.
Kacau kan, ini alurnya mengikuti siapa, yang mana?
Slide 6
Mestinya kalau mau aman ya tak usah dituliskan tanggal sekalian. Atau menempatkan ucapan ini di lini masa pada hari Minggunya.
Memang sih, kalender Indonesia cetakan umum di pasaran tidak menuliskan Paskah di hari Minggu setelah libur hari Jumat itu.
Padahal kalau ada keputusan pemerintah menambah hari libur keagamaan, juga tak menambah libur baru di hari kerja. Karena jatuhnya tetap sama di hari itu tiap tahunnya. Berbeda jika yang diputuskan tanggal. Jatuhnya hari tiap tahun dapat berubah-ubah.
Usul dong, pak Presiden... :)
Slide 7