Â
 Hantu 14 Februari
Mengapa tanggal 14 Februari sepertinya menjadi hari yang menakutkan bak momok berkeliaran? Kekonyolan ini justru menjadi doktrinasi yang menyesatkan, dikarenakan penyederhanaan makna asali riwayat dari peringatan atau asal-usul Valentine's Day.
Tentu saja anggapan Valentine's Day terkait erat atau sekadar urusan syahwat, tak lebih dari kedangkalan cara berpikir. Tidak ada kaitan yang signifikan antara tanggal 14 Februari dengan "hari baik" bagi tiap pasangan untuk melakukan hubungan intim layaknya status suami istri yang sah.
Gejala yang ada itu hanyalah salah satu kasus negatif khusus. Tidak bisa di generalisir begitu saja. Seakan itu sebuah peristiwa yang umum terjadi. Atau dalam istilah kebahasaan disebut hiperbola (melebih-lebihkan).Â
Berpikirlah secara logis dan jernih. Apalagi kepada para murid yang masih terlalu polos untuk menerima, tanpa boleh berbantah. Cobalah untuk melihat perspektif yang lebih luas dan positif. Jangan sembarang-sembarang dilihat dari sudut kacamata sempit. Menurut keyakinan saya, itu salah. Lantas itu diterjemahkan sama kepada pihak yang lain; yang memiliki sudut pandang berbeda.
Kita hidup dalam keberbedaan. Terimalah itu dengan lapang dada. Terimalah itu sebagaimana adanya. Kita tidak bisa hidup sendiri. Kita harus bisa menerima persamaan dan perbedaan. Tidak bisa semau gue. Maunya menang sendiri."Ikuti cara gue...!"