Mohon tunggu...
hendra setiawan
hendra setiawan Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar Kehidupan. Penyuka Keindahan (Alam dan Ciptaan).

Merekam keindahan untuk kenangan. Menuliskan harapan buat warisan. Membingkai peristiwa untuk menemukan makna. VERBA VOLANT, SCRIPTA MANENT.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Jalan Panjang Menemukan Rumah Kelahiran Sukarno

14 Maret 2021   16:00 Diperbarui: 14 Maret 2021   16:24 394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Baliho menuju kampung kelahiran Sukarno (foto: dok. pribadi)

Jika pada Selasa, 9 Maret lalu, kita berkunjung ke makam dan museum WR Supratman*) di Surabaya, hari ini (Sabtu, 13 Maret) jelalah jalan-jalannya menuju ke rumah kelahiran Sukarno. Masih sama di Surabaya.

Secara resmi, tak ada hari bersejarah yang dicatat, meskipun ada peristiwa yang sebenarnya juga terkait erat dengan Supersemar, 11 Maret. Konon, pada 13 Maret adalah waktu ketika Sukarno membuat surat kembali (‘revisi’) ketidakabsahan alias pencabutan mandat yang diberikan kepada Suharto, dua hari sebelumnya.

Ulasan sejarah**) atas hal ini memang cukup pelik. Sepelik urusan surat berharga yang aslinya entah di mana. Kalau ada pun, ternyata 3 versi. Jadi, mau percaya yang mana? Apalagi kondisi masa kini, tak ada bukti bisa dianggap bohong (hoaks). Serba salah...

Maka, daripada menduga-duga yang belum jelas tadi, sebaiknya menuju pada tempat yang sudah jelas saja, ya...

Penelurusan Ulang Sejarah

Sejarawan tentu suka dengan penelusuran hal-hal yang baru. Apalagi terkait dengan catatan sejarah yang sudah terlanjur mengakar. Dan yang dianggap “benar” itu ternyata tidak tepat. Salah satunya adalah rujukan tempat kelahiran Sukarno, Presiden I RI.

Penyebutan sumber data lam menyebutkan Sukarno lahir di Blitar. Informasi ini merujuk data yang dikeluarkan oleh Pusat Penelitian Sejarah ABRI pada 1967. Data inilah yang kemudian dirujuk ulang oleh Sekretariat Negara. Data ini kemudian dikutip di buku-buku sejarah, terutama terbitan di atas 1967.

Namun sebenarnya tulisan-tulisan lain sebelum 1966 sudah menyebut tempat kelahiran Sukarno adalah di Surabaya. Misalnya biografi yang ditulis Cindy Adams, Sukarno Penyambung Lidah Rakyat (cetakan pertama 1965). Tertera pengakuan diri bahwa Sukarno menyebut Surabaya sebagai kota kelahirannya.

Salah satu pihak yang juga getol menggagas pembaruan alias pelurusan sejarah ini adalah Intitut Sukarno. Penelusuran mengenai alamat rumah tinggal itu dilakukan sejak tahun 2007.

Di antara petunjuk yang ada dalam koleksi terbitan lama itu, terdapat nama kawasan Jalan Pandean sebagai tempat tinggal dan Peneleh ketika menjalani masa remaja.

Berdasar informasi dan konfirmasi, didapatlah alamat yang merujuk pada tempat tinggal sederhana di sebuah gang kampung Pandean IV No.40, Kelurahan Peneleh, Kecamatan Genteng, Kota Surabaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun