Sementara itu, pumama juga merupakan hari suci bagi umat Hindu. Waktu khusus yang harus disucikan dan dirayakan untuk memohon waranugraha dari Hyang Widhi, berupa keselamatan dan kesucian lahir batin.
Bulan dan Kebersamaan
Melihat fenomena langit yang indah seperti dalam foto yang menjadi ilustrasi di atas, rasanya membahagiakan pula bila bisa melihat keharmonisan keragaman keberagamaan masyarakat yang tinggal di bumi Nusantara ini.
Alam juga dapat memberikan pelajaran yang berharga untuk kesatuan umat manusia di bumi ini. Semua dapat memandang pada satu objek yang sama. Namun bisa mengekspresikan kekayaan iman dengan caranya masing-masing.
Semua agama dan kepercayaan, percaya (mengimani) bahwa peristiwa alam yang indah itu adalah buah karya Sang Pencipta. Ada maksud, ada tujuannya. Supaya bisa mensyukuri karunia ciptaan semesta. Tidak untuk dinikmati sekumpulan dan segolongan umat. Namun bagi siapa saja yang bisa menghargai kebesaran dan keagungan karya Sang Penciptanya.
Satelit bumi alias bulan itu ya cuma satu. Tapi tidak perlu dan tak bisa kan, lantas ada yang mengklaim sebagai benda langit yang disakralkan oleh penganut kepercayaan yang tunggal. Semua boleh dan bisa menikmatinya bersama-sama. Dengan laku imannya masing-masing.
Oh ya, buat saudara/i yang merayakan, semoga tidak terlambat ucapan ini: "Selamat Hari Raya Waisak 2563 BE Tahun 2019. Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta. Semoga semua makhluk berbahagia. Sadhu... Sadhu... Sadhu..."
Bersambung Bagian II: "[Foto] Tetra Rembulan dan Konjungsi Planet (Kisah Sang Tetra Rembulan - 2/2)"Â https://www.kompasiana.com/hendra.setiawan/5ce6700b95760e2d545e2053/foto-tetra-rembulan-dan-konjungsi-planet-kisah-sang-tetra-rembulan-2-2
© Hendra Setiawan
Tulisan sebelumnya yang terkait:
1. Kisah Tetra Purnama