Yuhu... Ada apa lagi ini? Blue itu kan biru? Kalau kuning kan yellow? Mengapa si kuning disebut blue?
Tenang... Ini cuma istilah semata. Simak penjelasannya kemudian, ya...
Seperti foto yang ditampilkan di sini. Itu bukan editan ganti warna. Tapi hasilnya memang begitu.... Seperti direkam oleh mata lensa kamera. Beda sedikit dengan mata biasa, tapi tidak berbeda jauh, kok...
Purnama Ekstra
Fenonema bulan purnama yang terjadi di bulan Mei 2019 ini sebenarnya bulan purnama ‘biasa’. Menjadi ‘tidak biasa’ karena adanya ekstra tadi.
Yup, masa purnama kali ini bertambah lebih lama dari biasanya. Fenomena langit malam ini  terjadi untuk kali yang ketiga dari empat bulan purnama di musim ini. Maka, ia dikenal sebagai ‘Bulan Biru’ alias Blue Moon. Bulan tambahan.
Biasanya, hanya ada tiga bulan penuh di setiap musim dalam setahun. Tetapi karena bulan purnama terjadi setiap 29,53 hari, maka kadang-kadang satu musim akan berisi 4 bulan penuh.
Penghitungan musim ini dilakukan sejak terjadinya equinox pada 21 Maret hingga titik balik matahari di 21 Juni 2019. Tercatat, akan ada empat purnama, yaitu tanggal 21 Maret, 19 April, 18 Mei (atau 19 Mei di Indonesia) yang disebut Blue Moon, dan 17 Juni 2019 mendatang.
Equinox? Tak tahu artinya? Tenang... Sabar... Equinox ini adalah peristiwa saat matahari tepat melewati garis ekuator bumi. Kondisi tersebut menjadi penanda awal musim semi di belahan bumi utara dan awal musim gugur di belahan bumi selatan.
Nah, balik lagi ke bahasan awal... Bulan purnama "ekstra musim" inilah yang dikenal sebagai Blue Moon alias Bulan Biru. Bulan Biru terjadi rata-rata setiap 2,7 tahun sekali.
Fenomena Blue Moon itu secara umum dapat disaksikan pada hari Sabtu, 18 Mei 2019. Namun, di langit Indonesia, secara khusus terjadi pada hari Minggu, 19 Mei 2019. Fase ini terjadi pada 05.11 WIB.