Â
Menafsir Gambar
Gambar ilustrasi pada tulisan ini diambil dari instagram yang muncul di tahun 2019, hari ini. Sebenarnya amat banyak, hingga ratusan. Setelah disaring, tinggal puluhan. Hanya berbeda gambar background yang dipergunakan. Sesudahnya, disaring kembali karena kata yang dipakai sama. Hingga terakhir muncullah kolase di atas.
Pada slide pertama (atas-kiri), terdapat ucapan "Selamat Merayakan Hari Jumat Agung" dari Presiden @jokowi. Kata-kata pada ilustrasi ini bersifat lebih umum dan netral.
Pada slide kedua (atas-tengah), bisa juga ditambahkan kata lain untuk memberi penjelasan lain atau padanan kata. "Selamat Memperingati Jumat Agung, Wafatnya Yesus Kristus".
Pada slide ketiga (atas-kanan), memilih salah satu istilah, juga tak salah, untuk efisiensi kata. "Selamat Memperingati Wafat Yesus Kristus" plus tanggalnya sekalian: 19 April 2019.
Pada slide keempat (bawah-kiri), dibolak-balik, pun juga tak mengapa. Hari dan peristiwa atau sebaliknya, peristiwa dan harinya yang ditulis. "Selamat memperingati Jumat Agung, Wafat .... Isa Almasih".
Sebagai catatan, semestinya kalau mau konsisten, penyebutan hari libur (keagamaan) di Indonesia mempergunakan kata atau istilah yang sama. Supaya ada kesejajaran dan tidak membuat ambigu.
Sebab, pada hari raya Natal misalnya, mengapa tak disebut sekalian sebagai kelahiran Isa Almasih?! Kalau Natal saja, identik -dan kalender cetakan umumnya menuliskan catatan penjelas- sebagai kelahiran Yesus Kristus.Â
Mengapa hal ini lantas jadi berubah kala ada peringatan wafat dan kenaikan-Nya?! Hanya pembuatnyalah yang tahu pertanyaan ini...