Mohon tunggu...
hendra setiawan
hendra setiawan Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar Kehidupan. Penyuka Keindahan (Alam dan Ciptaan).

Merekam keindahan untuk kenangan. Menuliskan harapan buat warisan. Membingkai peristiwa untuk menemukan makna. VERBA VOLANT, SCRIPTA MANENT.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pemilu Borongan

18 April 2019   23:56 Diperbarui: 19 April 2019   22:13 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hingga berg@nti hari, demi negeri. Foto: dok. pribadi

Pemilu aman, tenteram, dan bersahabat
Akan jauh lebih punya manfaat

Hendra Setiawan
Surabaya pagi, 18 April 2019

Note:
Gegara pemilu borongan
Tidurpun jadi terasa sangat  nyaman
Berasa bebas dari utangan
:)


PEMILU 2019
Perludem: Pemilu Seperti Ini Sebaiknya TIdak Usah Dilanjutkan

KBRN, Jakarta: Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) melihat bahwa pemilu serentak yang dijalankan tahun ini sebaiknya tidak dilanjutkan lagi untuk pemilu selanjutnya. Baginya ini melelahkan bagi setiap pihak yang menurutkan diri untuk terjun di dalam Pemilu 2019 ini.

"Kalau kami berpandangan pemilu lima kotak, lima surat suara ini tidak bisa kita lanjutkan. Terlalu melelahkan bagi pemilih, melelahkan bagi peserta, melelahkan penyelanggara pemilu," tegas Direktur Eksekutif Perludem, Titi Anggraini dalam Dialog RRI, Kamis (15/4/2019).

Ia menegaskan pada dasarnya bukan pemilu serentak seperti sekarang ini yang diharapkan. Pemilu sekarang ini baginya selayak acara borongan yang tidak menentukan arah fokus bagi para calon legislatif (caleg) untuk berkampanye.

"Saya setuju pemilu serentak tapi bukan pemilu borongan seperti sekarang," tuturnya. "Sehingga isu kita fokus tidak bercampur-campur antara isu lokal dan isu nasional," tandasnya.

Sumber: RRI

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun