Yes... Ini dia salah satu mata acara yang ditunggu-tunggu kehadirannya. Apakah itu? Tentu saja,  Festival Rujak Uleg Surabaya (FRUS) 2019. Terlaksana pada pertengahan Maret, tanggal 17 lalu, sebagai awal pembuka rangkaian Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS).
Bagi yang belum tahu, keseruan sebelumnya bisa dibaca pada artikel lalu di Serunya Festival Rujak Uleg Surabaya . Â
Kali ini, update informasi tentang keseruan yang baru di tahun ini. Woke....?! Yuk, simak dulu video singkat keseruan salah satu peserta acara nguleg rujak rame-rame ini...
Ya, di tahun 2019 ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya sengaja memajukan jadwal kegiatan ulang tahunnya. Dari yang biasanya bulan Mei, menjadi Maret. Sebab pada bulan yang bersangkutan, sudah memasuki jadwal puasa. Kalau dimundurkan, terbentur agenda kegiatan yang lain.
Sebagaimana jamak diketahui, sebenarnya Mei, tanggal 31 adalah momen bersejarahnya kota Surabaya. Di tahun 1293 adalah permulaan tahun dimulainya peringatan ulang tahun. Jadi, di tahun 2019 ini, kota Surabaya merayakan hari jadi ke-726.
Flashback tahun 2018 lalu, memang sempat bikin hati pilu. Sebab, rencana FRUS di tanggal 13 Mei, justru menjadi hari yang mencekam. Surabaya diguncang bom. Terjadi di tiga gereja di Surabaya, Minggu pagi itu. Terdapat korban nyawa melayang.
Alhasil, FRUS yang sudah matang berbagai persiapannya itu, urung digelar. Rencana pelaksanaan acara yang dilakukan pada siang harinya, bukan ditunda lain waktu. Tapi, benar-benar batal-tal. Gagal sudah melihat keseruan acara ini. Kecewa, jelas, tentu ada. Tapi, semua bisa menerima dan memaklumi.
"Kita semua ini bersaudara. Kita tidak boleh saling bermusuhan. Kita tidak boleh selalu membenci. Tidak ada agama apapun yang mengajarkan  kita benci, kita dendam. Jadi karena itu, seluruh warga kota Surabaya harus bisa bergandengan tangan.
Jika kita bergandengan tangan, maka kita bisa melaju lebih lebih cepat lagi. Tapi kalau kita memendam benci, memendam rasa iri, maka kita tidak akan pernah bisa maju. Karena itu, ayo kita bersama-sama lupakan perbedaan. Mari kita tingkatkan persamaan. Kita buat persamaan itu menjadi kekuatan untuk kita bisa lebih maju lagi."
Tentu, yang terlambat dapat perubahan informasi ini, mungkin agak kecewa. Tak apa, masih ada tahun depan. Seperti halnya posting tulisan ini yang juga datang terlambat. Biasa, lagi sibuk, gak sempat-sempat buat, hehehe...."Â J. Alasan yang amat rasional dan manusiawi, ya....?! Tak apa, kan...!? Mumpung belum berganti bulan baru, meskipun masanya sudah di penghujung.
Tetap Seru dan Tambah Meriah
Rencana awal, kegiatan ini memang akan di-gebyar dengan cara pemecahan rekor. Pertama, dengan persiapan cobek raksasa yang bisa menampung 20-25 orang sekaligus. Cobek dari batu gunung ini beratnya sendiri mencapai 1,5 ton. Hingga untuk membawanya, diperlukan alat berat. Hmm, bisa membayangkan besar dan beratnya, ya....
Cobek ini memiliki besaran diameter 250 cm atau 2,5 meter. Tinggi cobek ini 30 cm dan tinggi dudukannya sendiri 140 cm.  Nih, tampilan gambarnya.... Gede banget, ya....!
Mereka dibagi menjadi 294 grup. Alhasil, kalau di gelaran tahun-tahun sebelumnya, kegiatan ini hanya berada di sepanjang satu ruas jalan utama Kembang Jepun. Sekarang memakai simpul perempatan jalan yang mengarah pada titik utama jalan lawas ini.
Kedua rencana tersebut berhasil mendapatkan apresiasi dari Museum Rekor Dunia Indonesia MURI. Bahkan jumlah peserta menurut perhitungannya, malah melebihi. Terhitung, ada 1.801 peserta. Tentu penyerahan dua penghargaan ini disambut dengan sukacita oleh para peserta dan ribuan warga masyarakat yang datang membanjir.
Berikut cuplikan video penyerahan penghargaan MURI...
Plakat piagam itu bernomor 8911 dan 8912, diserah terimakan oleh perwakilan MURI kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya. Melengkapi kebahagiaan yang ada, karena Rujak Uleg ini sudah didaftarkan hak patennya sebagai kuliner asli Surabaya.
FRUS 2019 kali ini tidak hanya diikuti oleh warga Surabaya dari 31 perwakilan kelurahan dan kecamatan se-Surabaya. Namun juga berasal dari 36 OPD (Organisasi Perangkat Daerah alias jajaran dinas) di lingkungan Pemkot Surabaya, kalangan BUMN dan BUMD. Juga dari swasta seperti kalangan perbankan, hotel, restoran. Selain itu ada pula dari undangan (mahasiswa asing yang melanjutkan pendidikan di Surabaya serta WNA) dan komunitas masyarakat luar Jawa (Bali, Lampung, Bima) serta perguruan tinggi dan sekolah di Surabaya.
Ditambah lagi, kala mereka "diwajibkan" untuk berjoged ria saat meng-uleg rujak. Energik, spontan; tapi ada kalanya lucu dan menghibur! Hahaha....
Ya, konsep acara ini cukup menarik. Selain happy fun, tapi juga bisa saling berbagi. Berbagi rujak, berbagi rasa bahagia. Soal kalah-menang, itu bonus keikutsertaan.
Hari masih belum beranjak siang. Sekitar pkl. 10 pagi, gelaran ini sudah berakhir. Tapi, pesta kemeriahan ini masih akan terus berlangsung. Kegiatan akbar berikutnya ialah Surabaya Vaganza (pawai budaya dan parade bunga) pada pekan depannya (24/3/2019).
Sudah ya, begitu dulu... Sampai bertemu lagi... :)
Hendra Setiawan
Surabaya, 31-03-2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H