Beberapa hari ini, karena suatu keperluan, kebetulan seringkeluar. Kluyuran di jalanan. Ya,sembari menikmati hasil pembangunan kota. Walaupun panasnya Surabaya mengurangikenikmatannya. Tapi keindahan trotoar dan keteduhan pepohonan dan keindahantanaman-tanamannya, sedikit banyak menghilangkan rasa suntuk.
Kalau naik kendaraan bermotor, ya, paling bisa lihatlalu-lalang kendaraan di sekitar, gedung-gedung tinggi dan bangunan lain.  Kurang bisa melihat sisi lain yang menarik, ketimbang jika dilakukan dengan olahraga sepeda atau berjalankaki. Santai.
Di jalanan, soal bertemu turis, satu dua sih, ya pernahjuga. Tapi tak terlalu sering. Tapi dalam hari-hari belakangan ini, koksepertinya banyak "bule" yang "berkeliaran" di jalanan. Ah, ini jadi penasaran.Ada acara apa ya di Surabaya? Tidak seperti biasanya.Â
Tuan Rumah (Lagi)
Ya, ternyata di bulan September ini, dalam tiga hari ke depan,tanggal 12-15 September 2018, Surabaya didaulat menjadi tuan rumah acara United Cities and Local Governments AsiaPacific (UCLG ASPAC). Tema yang diangkat adalah "Innovation-driven Development for Sustainable Cities" ataupembangunan berbasis inovasi menuju kota yang berkelanjutan.Â
Acara ini akan diikuti kurang lebih 1000 partisipan dari 22negara yang tersebar di kawasan Asia Pasifik. Mulai dari walikota, pemerintahkota, LSM dan akademisi akan berbagai ide-ide kreatif dalam mengembangkan suatukota.
Selain pelaksanaan Kongres UCLG ASPAC itu sendiri, paradelegasi yang hadir akan disuguhkan hal menarik seperti Welcome Dinner, City Tour, Art Performance, Mlaku-Mlaku nang Tunjungan (14/9),dan lain-lain.Â
Publik Space (RuangPublik)
Salah satu tema yang akan dibahas adalah Public Space. Mengapa tema ini penting?Sebab, ruang terbuka memiliki keterkaitan dengan perkembangan masyarakat dikota tersebut. Untuk mengembangkan ruang terbuka yang nyaman, diperlukan sebuahkebijakan yang tepat.Â
Nah, dalam pertemuan ini akan dibahas bagaimana sebuah kotamengembangkan sarana ruang terbuka, mulai dari fasilitas yang layak didalamnya, serta kebijakan yang tepat untuk mengembangkan sebuah public space.Â
 Kota Layak Anak (KLA)
Indonesia mengenalkan konsep kota layak anak sejak tahun2006. Bagaimana dengan kota Surabaya? Tentu saja Surabaya mendukung dan sudah concern jauh sebelumnya. Bahkan sudahsemenjak tahun 2011, Walikota Surabaya, Tri Rismaharini telah melakukanberbagai gebrakan untuk mendukung hal ini. Maka tak heran, jika dalam beberapatahun terakhir ini, Surabaya berhasil mendapatkan penghargaan sebagai kota layakanak.
Pada UCLG ASPAC 2018, di hari kedua, tanggal 13 September2018 nanti, forum akan membahas pula ide dan terobosan terbaru mengenaipentingnya menjaga kualitas generasi penerus bangsa melalui konsep KLA.Harapannya, akan ada perumusan kebijakan yang tepat, yang dapatdiimplementasikan sebagai kota layak anak.
Kualitas Lingkungan
Ini juga menjadi salah satu topik penting yang dibahas. Agendaini akan membahas bagaimana pentingnya peran pemerintah lokal dalam mewujudkantatanan kota modern, namun juga menjaga kualitas lingkungan di dalamnya.
Dalam sesi ini, para pemimpin kota di Asia Pasifikberkesempatan untuk membagikan ilmunya kepada kota lain dalam mempertahankankualitas lingkungan kota yang nyaman bagi masyarakatnya.Â
Budaya dan Pariwisata
Keunikan destinasi wisata pada sebuah kota, sangat berpengaruhpada ketertarikan wisatawan asing maupun lokal untuk berkunjung ke sebuah kota.Pentingnya destinasi wisata yang kaya akan budaya, serta memiliki ciri khaskhusus membuat forum UCLG ini menghadirkan sesi khusus pada hari Rabu, 12September 2018.Â
Pada agenda ini, forum ini memfasilitasi bagi parapemerintah lokal se-Asia Pasifik untuk bertukar pemikiran atas kebijakan yangditetapkan saat mengembangkan destinasi wisata di kotanya. Selain itu, parapemimpin kota juga dapat saling belajar bagaimana cara mempromosikan, merawat,dan mengembangkan sektor-sektor wisata bersejarah di kotanya. Sehinggaharapannya dapat tercipta suatu rumusan aturan yang tepat dalam mengaturpengembangan destinasi wisata bersejarah di kotanya masing-masing.Â
 Pra Acara
Seminar Internasional bertajuk Seminar on Public Space Intertwined between Academic and Practice:Impact to City Resilience diselenggarakan pada Senin, 10 September 2018.Seminar ini diadakan dengan tujuan menjembatani gap atau jarak antara teori dan praktik dalam pembuatan kebijakan,sehubungan dengan adanya ruang terbuka di sebuah kota. Sebab, padapelaksanaannya tidak akan semudah dari yang dalam teori. Apalagi dalam penataankota yang berskala besar.
Tujuan dari acara ini adalah terciptanya pemahaman yanglebih baik lagi untuk pembangunan ruang terbuka. Selain itu, juga untuk pembuatankebijakan dari pemerintah kota untuk pembangunan ke depannya, akan terusmeningkat secara kualitas.Â
 Kota Tingkat Dunia
Kerja keras Surabaya dalam membangun citranya, tentu layakdiapresiasi. Multi event internasionalsering diselenggarakan di sini. Dalam waktu dekat, pada Nopember mendatang akanada juga sebuah kegiatan bertajuk StartupNasional Summit (SNS). Kegiatan ini diselenggarakan pada 16-17 November2018, dan diikuti oleh 170 negara di dunia. Eventinternasional ini akan mendiskusikan berbagai hal tentang pengembangan danpermasalahan dunia startup yang terusberkembang di dunia ini.
Wah, salut, Rek....Bangganya jadi warga Surabaya. Yang sekarang merantau, nggak kangen ta dengan kotamu, hehe....
Ya, semoga kebahagiaan ini juga bisa tertular ke kota/kabupatentempat tinggal kita masing-masing saat ini. Makin nyaman untuk ditinggali.
Salam damai dari Surabaya yang makin mendunia....Â
Â
-end-
Â
Â
Sumber info : IG Bangga Surabaya dan Sapawarga Surabaya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H