Kami tak mau negeri kami jadi kacau balau. Â Kami cinta republik ini. Â Kami tak bisa kau pecah belah dengan isu SARA.Â
Terorisme adalah musuh bersama kita. Surabaya bersatu, Â menolak radikalisme hidup di negeri ini. Kami, Â arek Suroboyo, Â mendukung sepenuhnya upaya pihak yang berwenang untuk menghentikan setiap aksi yang hendak memecah belah kedamaian NKRI.
Bulan Mei, semestinya menjad hari-hari yang menggembirakan bagi warga kota Surabaya. Setelah mengadakan Surabaya Vaganza (6 Mei) --nama baru dari Pawai Bunga dan Parade Budaya- harusnya di hari Minggu sesudahnya (13 Mei) ada Festival Rujak Uleg (FRU).
Walikota Surabaya yang karena ada kunjungan ke luar negeri sebagai keynote speaker, acara FRU ditunda siang dari jadwal pagi. Meledaknya bom di Minggu pagi, FRU yang sudah dipersiapkan beberapa lama, akhirnya batal pula digelar. Â Daripada taruhan nyawa lagi.
Tanpa diduga, Senin (14 Mei) kembali bom meledak. Kali ini di Mapolresta Surabaya. Tentu L-1, bu Risma yang tidak tenang. Ya, Â Surabaya, kota aman dan nyaman, Â hijau dan asri yang dibanggakan. Â Tetiba saja seperti adai api dalam sekam. Â Menyala dan membakar. "Tetap tenang wargaku. Kita berdoa, Â semoga Surabaya kembali aman dan damai seperti semula," tegasnya.
Terima kasih untuk setiap orang yang gagah berani menjaga kota ini. Â Surabaya memang kotanya para pahlawan. Salam damai selalu. Tuhan memberkati...
Â
*) Â catatan yang terserak; dibuang sayang