Dampak dari perubahan posisi tampak Matahari di garis khatulistiwa nol derajat ini, menyebabkan perubahan musim di Bumi. Misalnya, empat musim di daerah subtropis dan juga musim kering-basah di wilayah Indonesia.
Nah, keberuntungan bagi penduduk yang tinggal di antara garis 23,4 LS (Lintang Selatan) dan 23,4 (Lintang Utara). Terutama lagi bagi daerah dilewati garis ekuator O0. Sebab pada hari itu, matahari akan berada di atas kepala saat tengah hari vernal equinox. Maka, yang terjadi adalah bayangan tampak sangat minir atau tanpa bayangan sama sekali.
Namun sebagai catatan, kondisi tersebut tak berlaku bagi pohon rindang. Ia tetap akan memiliki bayangan. Selain itu, hari tanpa bayangan ini terjadi tepat di siang hari, bukan sebelum dan setelah tengah hari.
Kejadian yang menghasilkan tidak adanya bayangan ini, dikenal sebagai hari nirbayangan atau hari tanpa bayangan (HTB).
Pada periode waktu ini (yang dimulai pkl. 23.15 WIB), matahari akan lebih terik dari biasanya. Pada 21 Maret 2018 hari ini, matahari akan mencapai titik puncak pada pukul 11.50 WIB. Setelahnya, Matahari akan turun perlahan hingga terbenam di titik barat sekitar enam jam kemudian.
Meskipun wilayah Indonesia berada di garis di antara garis 23,4 LS dan 23,4 LU, namun lokasi yang paling tepat mengalami fenomena HTB adalah yang tepat berada di lintasan nol derajat alias garis khatulistiwa (ekuator).
Di antaranya adalah Pontianak, Kalimantan Barat, yang menjadi lokasi favorit. Pemerintah daerah punya beragam event menyambut hari Kulminasi Matahari ini. Pada saat tengah hari, matahari tepat di atas kepala (titik zenith). Saat itu, tugu objek yang berdiri tegak di ekuator akan tampak hampir tidak memiliki bayangan.
Lokasi lainnya adalah di pulau yang sama ini, gelaran juga dilakukan di Tugu Equator Santan Ulu, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
Selain tempat itu, beberapa daerah lain adalah Bonjol di Sumatera Barat, Kepulauan Batu di Nias Selatan Sumatera Utara, kepulauan Kayoa di Halmahera Selatan Maluku Utara, Pulau Waigeo di Raja Ampat Papua Barat, dan banyak lagi daerah lain yang tidak berupa kota yang dekat dengan pemukiman.
Sedangkan bagi daerah lain yang berada di sepanjang lintasan garis 23,4 LS dan 23,4 LU, juga bisa mengalami fenomena tersebut. Tetapi waktunya tergantung pada koordinat lintang wilayahnya dan posisi deklinasi matahari.