Mohon tunggu...
hendra setiawan
hendra setiawan Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar Kehidupan. Penyuka Keindahan (Alam dan Ciptaan).

Merekam keindahan untuk kenangan. Menuliskan harapan buat warisan. Membingkai peristiwa untuk menemukan makna. VERBA VOLANT, SCRIPTA MANENT.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tragedi di Awal Januari, Ahok-Vero Akan Berpisah? (2/3)

10 Januari 2018   20:53 Diperbarui: 10 Januari 2018   23:02 1332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://www.instagram.com/p/BdrqgJWBWH2/

Bagi umat Kristen sendiri apalagi. Paham monogami (satu pasangan) tak bisa ditawar dan jadi harga mati. Artinya, perkawinan itu sekali untuk selama hayat masih dikandung badan.

Perkawinan adalah hal yang sakral, maka ia sejajar dengan sakramenkudus baptisan. Sakramen adalah lambang, simbol, tanda yang terlihat, yang dapat ditangkap oleh panca indra, sebagai perwujudan kehadiran Tuhan sendiri. 

Janji ini bukan saja di hadapan para saksi secara administratif penandatangan surat/akta perkawinan. Bukan pula semata di hadapan jemaat yang hadir untuk menyaksikan prosesi perkawinan itu.

Bukankah selama ini Ahok dikenal sebagai penganut Kristen yang taat. Bercerai? Sudah 20 tahun lho mereka hidup bersama. Sejak 6 September 1997. Anaknya sudah tiga lagi. Nicholas Sean (lahir 1998), Nathania Berniece (lahir 2001), dan Daud Albeenner (lahir 2006). Tentu tak semudah itu. Juga tak secepat itu keputusan gugat cerai bisa diambil.

Sekali lagi. Baru dua minggu momen Natalan bersama dijalani. Natal itu rekonsiliasi. Perdamaian antara manusia yang berdosa dengan Allah yang Mahakasih. Itu tema dasar, yang diimani sama oleh setiap pengikut Yesus Kristus. 

Keteladanan ini jelas harus diikuti oleh setiap umat yang percaya akan inkarnasi Sang Sabda yang menyejarah dalam hidup dan kehidupan manusia itu.

Tuhan itu Mahakasih. Masa manusia tidak bisa mengasihi sesamanya? Manusia yang berdosa saja bisa diperdamaikan dengan kedatangan-Nya. Masa manusia yang sama-sama pernah salah dan dosa, tidak bisa saling memperdamaikan diri? Tuhan mau mengampuni, masa manusia tidak bisa berbuat hal yang sama?

Deretan pergumulan iman seperti ini terus menjadi bahan diskusi internal. Sebuah tanggapan atas kasus gugat cerai BTP vs VT.

Cerai? Mayoritas mutlak umat kristiani jelas akan satu suara terhadap hal ini: "Tidak! Jangan! Tak boleh!" Hanya maut (kematian)-lah yang bisa memisahkan sebuah ikatan perkawinan. "Sebab apa yang sudah dipersatukan manusia, tidak boleh diceraikan manusia," begitu kutipan ayat Alkitab yang menjadi dasar pijak.

Pengurus PGI (Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia) yang oleh para jurnalis dimintai pendapatnya pun tetap pada satu suara. "Dalam kekristenan, tidak memperkenankan adanya perceraian. Dasar dari perkawinan adalah cinta kasih. 

Saya meyakini Kasih dapat mengatasi berbagai problem keluarga, termasuk hubungan suami istri yang paling krusial. Itu sebabnya gereja tidak pernah melihat perceraian sebagai solusi  permasalahan keluarga," ujar Sekretaris Umum PGI, Pendeta Gomar Gultom (sumber).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun