Mewek, menangis, sedih, mengharu-biru, pilu, sembab, tak bisa tidur. Begitu mungkin yang dialami oleh banyak orang pengagum, simpatisan dan pendukung Basuki Thahaja Purnama (BTP) alias Ahok. Shock...
Ya, semenjak portal berita besar semacam Kompas (sumber) dengan berani memberitakan kasus gugatan cerai Ahok pada sang istri tercinta, Veronica Tan (VT), Minggu, tertanggal 07/01/2018, 22:25 WIB. Bah,bukannya ini jam tidurnya orang 'normal'. Juga menjadi sesuatu yang tak lazim pula dengan penuturan "sumber yang sangat bisa dipercaya".
Padahal, pekan sebelum hingga pergantian tahun, nama Ahok sempat berbinar lagi tatkala siswi sebuah sekolah di Lamongan berhasil mendapatkan ijazahnya yang sempat tertahan.Â
Ya, nama "Ahok" seakan menjadi kata kunci yang mematikan. Para pihak yang berkepentingan seakan kelimpungan dan mencari dalih pembenaran sendiri-sendiri. Cuci tangan atas mencuatnya kasus ini.
Belum lama jua berselang. Masih dua minggu semenjak Desember kelabu yang mengharukan. Momen kebahagiaan Natal bersama untuk Ahok dan keluarganya dihabiskan di Mako Brimob, tempat penahanannya. Meski tersirat jua kabar gembira remisi Natal sebanyak 15 hari dari total hukuman yang tengah dijalankannya.
Ini masih di awal tahun, di bulan pertama, bahkan masih satu pekan berjalan. Tiada angin, tiada hujan. Bak petir di siang bolong. Hembusan kabar mengejutkan datang. "BTP mengajukan cerai terhadap VT; termasuk hak pengasuhan dua anaknya yang masih di bawah umur."
Duarrr.... "Ini hoaks, hoax, kabar bohong. Sensasi murahan. Fitnah. Politik kotor." Sejumlah kalimat yang mengundang tanda tanya besar, sekaligus mengandung seribu satu kisah yang tak mungkin terselami khalayak.
"Sebelum ada pernyataan resmi dari Pak Ahok atau Bu Vero, saya tak akan percaya. Kita doakan saja. Semua indah pada waktunya." Komentar yang agak lunak.
Bermain Puzzle
Bagaimanapun juga, Kompas menjadi salah satu sumber berita yang bisa dipercaya. Tetapi, dengan pemberitaan ini, apa tidak menjadi bumerang? Menjatuhkan kredibilitasnya?! Demikian pertanyaan menggantung dari banyaknya kolom komentar, baik di internet maupun di grup-grup media sosial yang lebih terbatas.