Penyempurnaan
Model penanggalan Gregorian merupakan penyempurnaan dari kalender Julian yang telah dipakai sebelumnya. Sebenarnya, keduanya sama-sama menggunakan perhitungan pergerakan matahari, yang menggunakan kelahiran Yesus sebagai penanda dimulainya tahun pertama. Patokan itu umumnya memakai singkatan dalam bahasa latin Anno Domini (AD), Before Christ (BC), Masehi (M). Atau penyebutan lain yang dianggap lebih netral dari sisi religius: Common Era (CE).
Mengapa harus diganti? Hal ini erat kaitannya dengan penyesuaian kembali jatuhnya Hari Raya Paskah di musim semi. Menurut Paus Gregorius XIII, kalender Julian perlu dilakukan penyesuaian kembali. Mengingat, perayaan Hari Paskah yang secara tradisional dirayakan setiap 21 Maret, makin menjauh dengan equinox musim semi setiap tahun yang berjalan.
Kala itu mayoritas Eropa masih menggunakan penanggalan Julian yang diperkenalkan oleh Julius Caesar pada 46 SM. Adapun perhitungan satu tahun adalah 365,25 hari atau 365 hari dan 6 jam. Akibatnya, ada penambahan hari setiap beberapa tahun untuk mengakumulasi perbedaan 11 menit 14 detik karena perputaran bumi terhadap matahari hanya berlangsung selama 365 hari 5 jam 48 menit dan 46 detik. Lama-lama, datangnya musim semi di Roma tak lagi bersamaan dengan perayaan Hari Paskah karena perbedaan perhitungan tersebut.
Dari hasil dari penghitungan ulang itu, diputuskan pertama bahwa setelah tanggal 4 Oktober tahun 1582 akan langsung diikuti dengan tanggal 15 Oktober 1582, bukan tanggal 5 Oktober 1582. Kedua, untuk mencegah ketidaksesuaian dengan musim ini kembali terjadi, ia juga menetapkan bahwa tiga dari empat tahun abad (tahun yang berakhiran dengan 00, misalnya tahun 1600, 1700, dst) bukanlah tahun kabisat. Dengan peraturan tahun kabisat yang dulu, setiap empat tahun sekali, tahun yang habis dibagi empat akan menjadi tahun kabisat. Tetapi, dengan peraturan yang dikeluarkan oleh Paus Gregorius ini, maka tahun abad yang tidak habis dibagi 400 tidak akan menjadi tahun kabisat. Dengan demikian, tahun 1700, 1800, 1900 bukan tahun kabisat, sedangkan tahun 2000, yang habis dibagi 400, merupakan tahun kabisat.
Reformasi Gregorius ini tentu paling serius dilakukan di lingkungan Gereja Katolik Roma. Namun, maklumat itu tidak punya kekuatan otoritas di luar Gereja Katolik dan negara-negara Kepausan. Sistem ini tak diakui oleh gereja-gereja Protestan yang juga telah banyak menyebar di berbagai belahan dunia, Gereja Ortodoks, dan lainnya. Akibatnya, hari Paskah dan hari libur yang dirayakan oleh Gereja Kristen menjadi berbeda.
Meskipun pada awalnya sistem penanggalan baru ini ditolak banyak negara, namun lambat-laun bisa diterima sebagai kesepakatan umum. Negara yang tergolong lambat menggunakan kalender Gregorian adalah Rusia, yang baru menggunakannya pada tahun 1918. Namun kalender Julian tetap digunakan hingga hari ini oleh Gereja Kristen Ortodoks Rusia. Hal ini dapat dilihat dengan dirayakannya Natal di Rusia pada tanggal 7 Januari yang merupakan ekuivalen kalender Julian untuk 25 Desember pada kalender Gregorian.
Natalan Lagi
Memang kesannya jadi tidak lumrah jika di bulan Januari masih ada perayaan Natal. Tak mengapa, tapi begitulah kisah sebenarnya. Jadi, tak ada ada salahnya pula jika di Minggu pertama di bulam pertama di tahun yang baru ini, bersama-sama kita bersukacita. Merayakan kegembiraan. Berbagi keceriaan.
Selamat Natal (lagi) ya..., terutama buat saudara-saudari umat Kristen Ortodoks di manapun adanya. Kristos Genate..! Doxaxate...! (Kristus telah lahir...! Muliakanlah...!)